Banjir Lampung, Dua Tewas

Rabu 10-10-2012,00:00 WIB

               BANDARLAMPUNG –Hujan yang disambut sebagai sukacita bagi masyarakat Lampung Selasa (9/10) kemarin justru menjadi duka bagi Sarip (50) warga Dusun Serbajadi, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan. Pasalnya, dirinya harus kehilangan Istri, Sadem (48) serta cucu sematawayangnya, Syahfa (3) yang tewas dalam musibah lonsor yang menimpa gubuk di sawahnya. Sementara sang anak, Janatun (26) yang juga berada dalam gubuk tersebut hingga berita ini diturunkan terbaring kritis di ruang IGD RSUDAM.

                Menurut saksi mata Partijo (40), kejadian yang berlangsung sekitar pukul 15.00 Wib tersebut berawal ketika ketiganya tengah berteduh seusai memanen padi di sawah. Yang mana sekitar tiga meter dari gubuk tertsebut berdiri tembok setinggi 8 meter yang dibangun untuk menopang tanah timbunan di dalamnya. Namun, derasnya hujan membuat struktur tanah menjadi labil hingga meruntuhkan bangunan tembok tertsebut. Tak ayal, gubuk tempat ketiganya berteduh pun turut terkena lonsoran.

                Mengetahui hal tersebut, partijo yang berada tak jauh dari lokasi lantas memanggil warga sekitar untuk meminta pertolongan. Warga pun lantas berbondong-bondong menuju sawah tersebut. Sekitika mereka lantas mengevakuasi ketiganya yang tertimpa bagunan gedung serta longsoran tanah dengan alat seadanya. Sayang, dua orang yang merupakan nenek dan cucu tidak terselamatkan.

                Sementara, Camat Natar Bayana mengaku pihaknya tidak mengetahui adanya timbunan tanah setinggi delapan meter tersebut. Pasalnya, selama ini dirinya merasa tidak menandatangi satu pun surat surat izin penimbunan lahan tersebut. \"Jadi, sampai sekarang saya pun tidak mengetahui ini lahan timbunan milik siapa atau perusahaan apa. Sebab, selama saya menjabat dua tahun terakhir tak ada izin yang masuk ke saya sementara timbunan ini masih terlihat baru,\" ujarnya yang turut datang ke lokasi kejadian.

                Terpisah, di waktu yang sama, Jinem (s45) warga Rt 05/lk 1, waykandis, tanjung seneng, diduga tewas tersambar petir saat dirinya berada di tengah sawah yang berada sekitar 200 meter dari rumahnya. Dari dadanya, terlihat luka bakar yang diduga akibat tersambar petir.

                Menurut keterangan adik iparnya, Juminten (43), mengetahui korban masih sempat bernafas pihak keluarga sempat membawanya ke Rumah Sajit Immanuel Bandarlampung. Akan tetapi nyawanya tak tertolong di tengah perjalanan menuju rumah sakit.

                Adapun diketahui, nenek dua cucu tersebut berada di tengah sawah untuk mencari suaminya Riayanto (48) yang saat itu tak ada di dalam rumahnya. Sebab, sang suami akan kambuh asmanya bila terkena hujan.

                Namun ternyata, saat kejadian sang suami tidaklah berada di sawah kepunyaanya tersebut. Melainkan sedang membeli lampu di semuah minimarket di pinggir jalan ratu dibalau, waykandis. \"Padahal, menurut mas Yanto dirinya sempat berpamitan untuk beli lampu. Tapi sepertinya yuk jinem gak mendengar hingga mencarinya ke sawah,\" ujarnya kepada Radar Lampung saat ditemui di kediamannya.

                Korban pertama kali ditemukan oleh tetangganya, Senen (47) yang mendapat laporan dari sepupunya saat melihat keluar dari jendela ada seorang wanita tergeletak di tengah sawah. Seketika, dirinya pun mengajak warga setempat untuk menengoknya. Tak dinyata, ternyata mayat yang terjatuh dalam posisi tertelungkap tersebut adalah Jinem. \"Tak menunggu lama, yuk Jinem dimakamkan malam ini juga,\" tukasnya.

(sur/JPNN)

Tags :
Kategori :

Terkait