JAMBI – Melonjaknya jumlah penduduk di Provinsi Jambi harus menjadi perhatian pemerintah. Sebab, pertumbuhan penduduk mempengaruhi ketahanan pangan.
Sekretaris Daerah Provinsi Jambi (Sekda) Ir. Syarahsaddin mengatakan, secara Nasional, daerah transmigrasi merupakan kantong-kantong baru bagi daerah. Ternyata, daerah transmigrasi juga mempengaruhi ketahanan pangan.
“Lahan pangan mereka juga dialihkan ke lahan perkebunan,” katanya, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan. “Itu sisi lain. Mereka menganggap sebagai hak mereka,” kata dia.
Menurutnya, hal itu terjadi karena pemerintah tidak mampu meningkatkan infrastruktur Irigasi mereka. Baik itu secara Nasional, Provinsi maupun kabupaten/kota.
Ketika Irigasi mereka rusak, lahan sawah mereka dialih pungsikan. “Ini persoalan yang sebenarnya,” kata dia.
Pada tahun 2013 mendatang, dikatakan Sekda, gubernur sudah menginstruksikan kepada daerah-daerah irigasi yang menjadi kewenangan Provinsi, harus dibangun kembali. Rencana tersebut, agar masyrakat tidak melakukan alih pungsi lahan lagi.
Selain itu, menurut Sekda, ada hal lain yang menyebabkan ketahanan pangan terancam. Karena masyrakat menilai bahwa Padi itu adalah tanaman budaya yang dianggap tidak menguntungkan. Oleh karena itu, ada salah satu program yang akan di bangun oleh Pemerintah. Yaitu, pengembangan Kampung pangan terpadu.
“Kampung pangan terpadu itu adalah salah satu hal untuk menjawab kebutuhan-kebutuhan mastyrakat kota yang bersangkutan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Hartono mengatakan, ada beberapa factor yang menyebabkan alih pungsi lahan yang dilakukan oleh masyrakat. Diantaranya, Cuaca dan infrastruktur.
Lantas, Apakah alih pungsi lahan juga mengamcam ketersediaan pangan ? untuk sementara, diakuinya, alih pungsi lahan belum mengancam ketahanan pangan.
Dalam rangka hari pangan sedunia, dikatakan Hartono, Pemerintah akan membuat regulasi tentang pangan terpadu. “Saat ini sedang dipersiapkan,” kata dia.
Regulasi ini, menurutnya, dalam rangka menunjang ketahanan pangan sedunia. “Ini merupakan suatu yang harus dilakukan secara bersama-sama dengan lingkup pertanian secara keseluruhan,” ujarnya.
Ditanya ada beberapa Desa yang rawan pangan ? hartono mengakui, di Jambi, tidak ada Desa yang rawan pangan. Menurutnya, ancaman ketahanan pangan itu karena cuaca. Dicontohkannya, di Tanjungjabung Barat. Disana, ada beberapa sawah yang gagal panen.
(fth)