Saya tidak pernah melihat sebuah kolaborasi harmonis yang di motori oleh pemerintah kota, selain di Denpasar ini. Aparat bi ro krasinya bersih (dapat dilihat da ri pengikut GCG-nya), kecepatan bertindak, dan kerja birokrasinya sangat entrepreneurial.
Pemkot-Bank Indonesia wilayah Bali dan Nusa Tenggara-Hipmi Bali bergabung bersama-sama dengan anak-anak muda. Pulang dari Denpasar saya dioleh-olehi kaus yang dilukis dengan wajah saya yang sedang menunggang gajah (saya adalah kolektor ornamen-ornamen dari gajah) dan bakpia legong yang rasanya melekat dengan kemasan khas berupa pintu Bali. Anak-anak muda yang saya temui memiliki usaha yang amat beragam dan kelak mereka menjadi usahawan usahawan yang modern.
Saya masih juga punya cerita ba nyak tentang upaya-upaya Pemkot Denpasar, namun hari ini saya batasi dulu pada aspek kewirausahaan. Kalau Indonesia mau maju, rakyat memang harus dibebaskan dari politik uang agar mereka bisa memilih pemimpin yang peduli terhadap nasib dan masa depan mereka. Mari kita contoh I.B. Rai Dharmawijaya Mantra dan bupati-bupati yang prorakyat. (*)
*) Guru besar FE Universitas
Indonesia, pakar bisnis dan
strategi