534 Kasus Baru HIV/AIDS

Rabu 14-11-2012,00:00 WIB

JAMBI - HIV/AIDS di Kota Jambi terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tercatat, sejak 1999 lalu, hingga saat ini, sudah ada sebanyak 543 orang yang terjangkit virus HIV dan positif mengidap AIDS. Rinciannya, ada sebanyak 283 orang yang tercatat terinfeksi virus HIV dan 260 orang lainnya dinyatakan positif mengidap penyakit AIDS yang mematikan dan belum ditemukan obatnya ini.

 “HIV ini adalah penyakit yang disebabkan karena terinfeksi virus HIV melalui penggunaan jarum suntik yang tak steril dan hubungan seks yang beresiko,” Kata Erwan Mujio, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Jambi, yang juga merupakan Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Jambi kepada harian ini, kemarin (13/11).

Dijelaskannya,  seseorang akan terinfeksi virus HIV sebelum dinyatakan positif mengidap AIDS.  Ini lanjutnya, mengalami kurun waktu yang cukup lama.

“Jadi HIV itu dari mulai saat terinfeksi hingga menimbulkan gejala AIDS itu membutuhkan waktu yang lama, antara 2 sampai 10 tahun,” ungkapnya.

Dirinya juga menyebutkan, dalam kasus HIV/AIDS, ada yang namanya fenomena gunung es.

“HIV/AIDS ini ada yang namanya fenomena gunung es. Artinya, kalau 1 orang ditemukan dalam stadium AIDS, berarti dibawahnya masih banyak orang yang terinfeksi. Makanya jumlah itu setiap tahun bertambah. Karena, jika ditemukan hari ini 1 orang terinfeksi, maka akan ditemukan lagi tahun depan,” sebutnya.

“Karena masa inkubasinya (Pertumbuhan virus, red) cukup lama. Kecuali yang menggunakan jarum suntik, itu 2 tahun sudah terlihat,” ujarnya.

Di Kota jambi sendiri, menurut Erwan, penderita HIV/AIDS ini rata-rata dari golongan usia 20 tahun hingga 30 tahun. “Dari yang terdata lalu meninggal itu banyak. Untuk tahun kemarin saja (2011, red) ada 10 orang yang meninggal. Untuk tahun ini, yang saya tahu dari laporan baru ada 1 yang meninggal,” sebutnya.

Dikatakannya, per tahun, temuan pengidap HIV/AIDS ini mencapai antara 30 penderita hingga 50 orang penderita. Ditanya, apakah ada kemungkinan data pasien yang meninggal namun tak terlaporkan? Erwan mengatakan, mungkin saja. “Mungkin saja banyak yang meninggal, namun tak terdeteksi. Atau mungkin juga keluarganya memang tak mau melaporkan,” katanya.

Ditanya soal penanggulangan, dirinya menyebutkan, pihaknya sudah melakukan berbagai penyuluhan di beberapa lokasi dan kepada orang yang rawan terinfeksi. “Kita laksanakan pendidikan mengenai HIV sehingga anak-anak tahu. Lalu melakukan penyuluhan warga peduli AIDS, lalu melakukan survey infeksi menular seksual dan survei infeksi HIV untuk melihat tren di Kota Jambi. Jadi, semua orang yang tertular HIV, cek kesehatan di RS Abdul Manaf gratis. Kita juga melakukan pengobatan untuk ODHA yang memenuhi syarat untuk diobati,” ungkapnya.

“Kita juga melakukan pendampingan untuk merehabilitasi mental dan sosial penderita HIV/AIDS ini,” pungkasnya. (wsn)

Tags :
Kategori :

Terkait