Waspada, Ratusan Ayam Mati Mendadak

Selasa 20-11-2012,00:00 WIB

Diskannak Belum bertindak

SENGETI - Masyarakat Muarojambi tampaknya harus mulai waspada, sebab belakangan ini kembali terjadi banyak kasus ayam mati mendadak. Misalnya,  yang terjadi  di RT 05 Simpang Selat Kelurahan Pijoan, Kecamatan Jaluko. Ratusan ekor ayam milik warga mati secara mendadak dan diduga karena flu burung. Kejadian ini terjadi sudah sejak Sabtu lalu dan masih terus berlangsung hingga kemarin (19/11).

            Informasi yang diperoleh dari warga, menyebutkan ayam warga hingga pagi kemarin ayam yang mati terus bertambah. Diantaranya terjai pada ayam peliharaan Oleh, Supriyanto dan Mbah Minam. Mereka merupakan warga yang jumlah ayamnya paling banyak mati. Selain mereka, warga disana juga sudah banyak ayamnya yang mati, meskipun sedang mengeram. ‘’Sebelumnya, ayam-ayam tersebut terlihat sehat di siang harinya. Namun, keesokan harinya banyak yang mati,’’ ujar Supriyanto.

            Untuk mengurangi ayam yang mati warga memilih menyembelih ayam mereka, karena menurut warga jika disembelih mereka tidak akan rugi. Masih menurut warga tersebut, awalnya ayam yang mati banyak terdapat di Desa Selat. Setelah beberapa hari ini ayam yang mati menyebar ke Desa Pijoan dan terus menyebar. Warga sangat berharap dinas Perternakan Muarojambi turun langsung untuk mengecek dan melakukan penyemprotan.

            Kadis Peternakan Kabupaten Muarojambi Parahuman Lubis, ketika di konfirmasi mengaku kalau dirinya belum menerima laporan tentang adanya ayam warga yang mati mendadak. ‘’Kami belum ada menerima laporan adanya ayam warga yang mati mendadak,’’ tuturnya.

            Guna mengetahui kepastian penyebab ayam mati, lanjut Lubis pihaknya hari ini akan turun ke lapangan. Dirinya, akan mengecek kebenaran adanya penyakit flu burung di daerah tersebut.

            Lubis menambahkan, jika memang ayam tersebut mati karena flu burung maka pihaknya akan melakukan penyemprotan diinfestan di lokasi ayam yang mati itu. ‘’Akan dilakukan penyemprotan jika memang karena flu burung. Selain itu penyemprotan akan kita lakukan di wilayah lainya,’’ katanya.

            Bagi warga yang ayamnya sudah mati, tambah Lubis, pihaknya menyarankan agar warga mengubur ayam yang mati  itu atau membakarnya. Sementara bagi warga yang ayamnya belum mati, disarankan untuk disemprot. ‘’Tak hanyaitu, warga juga disarankan untuk tidak mengkonsumsi ayam yang telah mati itu,’’ imbuhnya.

            Dijelaskannya, jika ciri-ciri ayam yang terkena flu burung, yaitu  jengger dan pial unggas tampak kebiruan, pendarahan yang rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah dan biasa disebut dengan kaki kerokan.  Selain itu, ada cairan di mata dan hidung unggas.

            ‘’Keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut, timbulnya diare yang berlebihan cangkang telur lembek serta tingkat kematian yang tingga dalam 2 hari hingga 1 minggu seratus persen ayam yang berada dilokasi akan mati mendadak,’’ bebernya.

(era)

Tags :
Kategori :

Terkait