JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong tercapainya kemerdekaan penuh bagi negara Palestina. Itu menyusul tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas atas ketegangan di jalur Gaza.
Menurut SBY, proses ekskalasi peperangan tidak hanya berhenti dengan gencatan senjata. \"Belum rampung karena terus berkelanjutan dan terus dijaga sampai kemerdekaan bangsa Palestina bisa didapatkan,\" kata SBY di dalam pesawat kepresidenan A330-300 milik Garuda sesaat setelah setelah mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, kemarin (23/11).
Sikap tersebut, kata SBY, juga sesuai dengan posisi dasar Indonesia. Menurutnya, sesuai dengan amanat undang-undang dasar, maka wajib untuk ikut menjaga ketertiban dunia. \"Indonesia ingin berkontribusi, berpartisipasi, dan melaksanakan langkah-langkah yang aktif dan proaktif,\" katanya.
SBY mengungkapkan, isu mengenai kekerasan di jalur Gaza, menjadi salah satu yang disuarakan dalam KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, dan KTT D-8 di Islamabad, Pakistan, yang baru saja dihadirinya. Gencatan senjata yang sudah disepakati harus ditindaklanjuti dengan negoisasi lanjutan. \"Bagaimanapun sebelum Palestina merdeka maka situasi ini akan terus berlangsung,\" ujarnya.
Saat masih berada di Islamabad sebelum bertolak menuju Jakarta pada Kamis malam waktu setempat, SBY mengatakan, Indonesia memiliki pendapat bahwa solusi yang pas adalah two state solution, yakni berdirinya negara Palestina dan Israel. Kekerasan bisa berkurang bahkan berhenti ketika Palestina merdeka dan berdamai dengan negara-negara di kawasan itu.
Indonesia memiliki komitmen untuk terus mengawal dan memberikan determinasi mendukung penuh rakyat Palestina mendapat kemerdekaan,\" terangnya.
Sementara itu, dalam forum KTT D-8 yang berlangsung di Istana Kepresidenan Istana Aiwan-e Sadr (22/11), juga menyoroti konflik yang terjadi Syria. SBY mengatakan sudah melakukan pembicaraan dengan Iran, Mesir, dan Turki, agar konflik bisa segera diakhiri. Bahkan, Indonesia siap mengirimkan pasukan penjaga perdamaian jika sudah ada kesepakatan untuk mengakhiri konflik.
Yang penting cease-fire telah dibentuk dan sepakat semuanya untuk menghentikan pertumpahan darah itu,\" kata SBY. Selain itu juga harus ada transisi kekuasaan, transisi politik menuju terbentuknya pemerintahan yang baru.
(fal/nw)