Dinakeswan Turunkan Tim

Sabtu 24-11-2012,00:00 WIB

JAMBI-Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi mengeluarkan larangan penjualan ayam yang mati akibat flu burung. Larangan ini keluar setelah ditemukannya sekitar 500 ekor ayam di Desa Nagasari dan Pijoan, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, mati akibat virus tersebut.

Lokasi ditemukannya ayam mati telah disterilkan dengan semprotan disinfektan. Kejadian ini telah ada tiga hari lalu, dan sampel ayam mati telah diambil untuk dilakukan tes laboratorium.

\"Laporan lapangan yang masuk, ayam mati  sekitar 500 di Nagasari, dan lebih dari 100 di Pijoan. Penanggulangan di kandang dan sekitar lokasi,\" ujar Sepdinal, Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi, Jumat (23/11) siang.

Ayam yang mati, disebutkan Sepdinal adalah ayam kampung milik masyarakat. Tim PDSR yang merupakan bentukan lembaga internasional, Food and Agricultural Organization (FAO) telah turun. Petugas di kabupaten telah melakukan penyemprotan. \"Pemkab telah ambil langkah, lokasinya sudah diisolasi,\" terangnya.

Pasca mengeluarkan larangan penjualan ayam mati supaya tidak dijual , pihak dinas juga berencana melakukan cek ke pasar, sebagai langkah antisipasi. \"Ada rencana untuk cek pasar,\" ungkap Sepdinal.

Sampai saat ini, ayam yang terserang virus flu burung baru sebatas ayam kampung milik masyarakat. Belum diketahui, apakah ayam milik perusahaan ternak juga terkena virus flu burung. \" Perusahaan ternak ayam ini, perusahaan besar ada di Muarojambi dan Batanghari,  dan ada mitranya juga,\" jelas Sepdinal.

Saat ini ada 13 perusahaan ternak ayam di Provinsi Jambi. Sebagian besar kandang ayam, berada di Muarojambi dan Batanghari. Di musim hujan, Sepdinal mengatakan penyebaran virus cukup cepat. Maka dari itu, diimbau supaya semua pihak harus selalu waspada.

(fth)

Tags :
Kategori :

Terkait