JAMBI-Dalam rangka peningkatan kemampuan warga sekolah mitra dalam pemenuhian Standar Nasional Pendidikan (SNP), maka SMAN 4 Kota Jambi menggelar workshop pada 28-29 November 2012. Acara ini diikuti 5 sekolah mitra SMAN 4 yaitu SMAN 2, SMAN 5, SMAN 6, SMAN 8 dan SMAN 10.
Setiap sekolah mitra mengirim 5 orang gurunya untuk mengikuti workshop di Aula SMAN 4 Kota Jambi. Kegiatan ini dilaksanakan selam dua hari yaitu 28-29 November 2012 atau 60 jam
Kepala SMAN 4 Kota Jambi, Ahmad Abhar, SPd, MPd.I mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi program sekolah pelaksana SKM-PBKL-PSB. Apalagi sebelumnya antara SMAN 4 Kota Jambi bersama sekolah mitra sudah menandatangani MoU tentang sekolah SKM-PBKL-PSB.
“Kita ini hanya kepanjangan tangan pihak Direktorat PSMA untuk menggelar kegiatan workshop ini. Tujuannya mensosialisasikan model SKM-PBKL-PSB dan inilah harapan mereka mudah-mudahan 2013 nanti tidak hanya SMAN 4 yang berstatus SMA Model PBKL-PSB-SKM tetapi sekolah lain juga mengikutinya,” ujar Abhar dalam sambutannya, kemarin.
Dalam workshop ini diakui Abhar bahwa intinya bagaimana sekolah yang bermitra dengan SMAN 4 dapat mencapai 8 standar nasional pendidikan (SNP). Untuk tahap pertama diawali dengan standar proses dan setelah memenuhi syarat 8 standar maka bisa mengikuti jejak SMAN 4.
“Dengan bermitra bagaimana 5 sekolah mitra ditambah 1 sekolah induk bertukar informasi dan berbagi dalam media pembelajaran. Selain itu juga bisa membuat website bersama, kalau kekurangan bahan ajar bisa berkomunikasi langsung karena kita sudah ada workshop dari Direktorat PSMA tentang bahan ajar,” bebernya.
Pada kesempatan itu juga Abhar menjelaskan bahwa selain berbagai kegiatan workshop, pihaknya juga mentaati berbagai aturan dari Direktorat PSMA. Salah satunya bahwa mentaati berbagai aturan, termasuk jumlah siswa di kelas hanya 32 orang dan jumlah rombongan belajar (rombel) hanya 27 saja.
“Kita sudah dua tahun menerapkan aturan ini dan Alhamdulillah semua sukses dilaksanakan. Kecuali kelas 3, kelas 1 dan kelas 2 jumlah siswa per kelas hanya 32 siswa. Begitu rombong belajar terus kita turunkan, karena syaratnya hanya 27 atau setiap jenjang hanya 7 rombel saja,” akunya.
(kta/adv)