JAKARTA-Sistem baru dari pemerintah Indonesia terkait pemenuhan kebutuhan obat dalam negeri melalui tender E-Catalog membuka peluang PT Indofarma Tbk (INAF) meningkatkan kinerja. Salah satu BUMN farmasi ini membidik minimal Rp 1 triliun dari potensi Rp 6 triliun dalam mekanisme bisnis baru itu.
Ketua Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (GP Farmasi Indonesia), Darodjatun Sanusi, mengatakan diberlakukannya sistem E-catalog mulai tahun depan merupakan revolusi di industry farmasi. Dengan system yang diusung Kementerian Kesehatan itu maka proses tender kebutuhan produk farmasi di Indonesia tidak lagi dilakukan secara manual namun elektronik.
‘‘Jadi nantinya tidak perlu lagi tender manual. Semua konsumen yang membutuhkan (produk farmasi) tinggal menuliskan pada E-catalog, produk yang dibutuhkan apa, berapa, untuk daerah mana dan sebagainya. Dari situ nanti pihak produsen akan mengajukan harga, termasuk distributornya siapa. Dengan begitu proses(tender)nya lebih terbuka. Lebih transparan,’‘ ujarnya di Jakarta, kemarin.
Atas dasar itu pasar akan memilih produk dari produsen mana yang paling menarik dari sisi harga. Semua produk yang ditenderkan merupakan produk generic. Para produsen akan bersaing sebanyak sekitar 50 produsen obat dan secara total ditambah dengan perusahaan distributornya perebutan bisnis ini diperebutkan 203 perusahaan domestic dan 24 perusahaan multinational.
INAF akan bersaing di tender para produsen dan di bisnis distribusinya akan mengandalkan anak usaha, PT Indofarma Global Medika (IGM).
Direktur Utama IGM, Ike Avianti, mengatakan potensi bisnis yang diperebutkan di level perseroan sebesar Rp 6 triliun dan pihaknya membidik sedikitnya Rp 1 triliun bisa dikantongi. ‘‘Kalau nilai total (tender) yang akan ditawarkan oleh Kementerian Kesehatan di E-catalog ya sekitar Rp6 triliun. Dari total nilai tersebut, misal kami bisa dapat sekitar Rp1 triliun. Nilai itu kami pikir sudah sangat bagus,’‘ ungkapnya.
(gen)