SURABAYA-Minat penanam modal asing berinvestasi di Jawa Timur kian meningkat. Duta besar Tiongkok untuk Indonesia mendorong para pengusaha mereka untuk menanamkan modal di Indonesia. Di Jatim, sektor yang menarik seperti pertanian dan pertambangan.
Dubes Liu Jianchao mengatakan kedatangannya ke Jatim, salah satunya untuk mengembangkan kerja sama di bidang investasi. “Investasi bagian dari upaya memperkuat kerja sama Tiongkok-Jatim. Karena itu, kami akan berusaha meyakinkan para pengusaha untuk berinvestasi di Jatim,” kata Liu saat berkunjung ke redaksi Jawa Pos kemarin (04/12).
Dia menyebutkan, sektor yang terbilang potensial seperti pertambangan dan pertanian. Menurut dia, para pengusaha di Tiongkok cukup menguasai dua sektor tersebut. Contohnya sektor pertanian yang membutuhkan sentuhan teknologi. “Untuk meningkatkan kualitas produk pertanian perlu teknologi. Nah, kami siap membantu untuk mengembangkan sektor pertanian di Indonesia,” tutur dia.
Tidak hanya kerja sama investasi, Liu mengemukakan hubungan dagang kedua negara terus menunjukkan kinerja yang menggembirakan. “Kendati pertumbuhan ekonomi sedang lamban, tapi kinerja perdagangan masih menunjukkan peningkatan. Terutama, pasar di Asia termasuk Indonesia. Kami menganggap, Tiongkok merupakan pasar besar bagi Indonesia, maupun sebaliknya. Nah dengan demikian bisa mendongkrak keuntungan di kedua negara,\" ucapnya.
Menurut dia, kegiatan ekspor-impor merupakan kondisi yang wajar. Yakni, di mana negara mengimpor barang yang tidak mampu diproduksi dan mengekspor barang yang dimiliki. Tapi diakui dapat menimbulkan kompetisi yang ketat. “Dari kompetisi itu kita akan mendapatkan keuntungan, yakni dapat memperkuat hubungan kedua negara. Sebab, kemitraan strategis perlu dibangun,” ucap dia.
Di tengah pertumbuhan ekonomi, Liu melanjutkan, kendala yang kerap muncul salah satunya persoalan korupsi. Menurut dia, budaya korupsi kian subur seiring dengan pembangunan ekonomi. “Kami sendiri juga berupaya untuk menekan terjadinya korupsi. Bagaimana juga, korupsi memberi pengaruh buruk terhadap negara termasuk pertumbuhan ekonomi,” kata Liu.
Liu mengatakan, tidak mudah untuk menekan persoalan korupsi. Karena itu, perlu sistem yang bisa membatasi perilaku korupsi. “Selama ini, upaya-upaya untuk menekan korupsi terus kami lakukan. Yakni dengan memberi tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang memang telah melakukan korupsi, sehingga bisa membuat mereka jera,” tandasnya.
(res)