JAKARTA - Komite Ekonomi Nasional (KEN) memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tahun depan. Sebagai gantinya, seluruh mobil pribadi harus diharamkan mengkonsumsi BBM subsidi.
\"Kami melihat bahwa kenaikan harga BBM subsidi bukan rekomendasi yang baik. Lebih baik subsidi yang tidak tepat sasaran, harus dibuat supaya lebih tepat sasaran. Itu prinsip yang kami yakini,\" ujar Ketua KEN, Chairul Tanjung dalam seminar Prospek Ekonomi Indonesia 2013 kemarin.
Menurut dia, kenaikan harga BBM subsidi hanya akan menaikan inflasi. Adanya inflasi itu berarti harga-harga akan naik dan menjadi lebih mahal dari sebelumnya. Hal ini otomatis akan memberatkan orang miskin,\"Kalau inflasi tinggi bukan orang kaya yang repot, tapi orang miskin,\" terangnya
Oleh karena itu dia lebih merekomendasikan agar pemerintah memperbaiki sistem agar BBM subsidi tepat sasaran,\"Masyarakat yang punya mobil itu sudah bisa dibilang kaya, karena mereka punya kemampuan untuk membeli barang yang mahal. Kalau sepeda motor masih belumlah,\" tukasnya
Chairul menyarankan agar pemerintah melarang seluruh mobil pribadi membeli BBM subsidi. Sementara masyarakat yang menggunakan sepeda motor tetap boleh menggunakan BBM subsidi,\"Kalau semua mobil pribadi dilarang (beli BBM subsidi), bisa menghemat 70 persen subsidi,\" tuturnya
Pihaknya berharap kenaikan harga BBM subsidi menjadi pilihan terakhir pemerintah. Pasalnya, kenaikkan inflasi akan mengguncang hidup orang miskin dari sisi ekonomi. Hal itu juga akan berimbas kepada terganggunya pertumbuhan ekonomi nasional,\"Itu akan berimbas cukup besar, ada efek dominonya,\" kata dia
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Andy Noorsaman Someng tetap berharap pemerintah menaikkan harga BBM subsidi menjadi Rp 6.000 perliter. Langkah itu, menurutnya, yang paling bisa dilakukan tahun depan,\"Ini untuk nengurangi subsidi dan disparitas harga,\" lanjutnya
Perbedaan (disparitas) harga BBM subsidi dengan non subsidi yang terlampau tinggi selama ini memang menjadi biang kerok maraknya penyelundupan BBM subsidi. Sepanjang 2012, Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tercatat menggagalkan penyelundupan 1,7 juta kiloliter (KL) BBM subsidi.
Andy menilai banyak oknum yang tidak takut menyelundupkan BBM subsidi karena untungnya besar,\"Makin tinggi disparitas harga BBM Subsidi dengan BBM non subsidi membuat orang makin nekat untuk mencuri, menyelundupkan BBM subsidi, bahkan kalau urusan uang keadilan pun bisa dibeli,\" ketusnya
Maklum, ketika harga keekonomian premium dan solar saat ini sekitar Rp 9.200 per liter sementara SPBU menjual hanya Rp 4.500 per liter, maka ada keuntungan sebesar Rp 4.700 per liter,\"Dengan mengeluarkan Rp 1.000 per liter dari keuntungan yang didapatnya, dia bisa bebas dari jerat hukum, sementara dia masih untung,\" jelasnya
(wir)