MUARABULIAN – Hingga memasuki musim penghujan pada saat sekarang ini, harga karet di Kabupaten Batanghari, belum juga stabil. Bahkan, dari harga karet saat ini berdampak kepada ekonomi warga. Imbasnya, petani karet mengeluhkan harga karet yang terus menurun.
‘’Saat ini harga karet tengah turun drastis. Hanya Rp 9.500 per Kilogram,’’ ujar Rahman, petani karet yang merasakan damapk dari turunnya harga karet ini.
Ditambahkannya, tidak stabilnya harga karet belakangan ini belum diketahui penyebab pastinya. ‘’Kami juga tidak mengerti penyebab turunnya harga karet di pasaran. Apakah memang harga karet di daerah lain turun atau hanya di Batanghari saja. Kalau memang secara nasional turun petani tidak bisa berbuat apa-apa,’’ katanya.
Hal yang sama juga dirasakan petani karet lainnya, Marzuki. Katanya, dengan adanya harga karet yang seperti ini mereka tetap harus bekerja demi mencukupi makan keluarganya sehari-hari dan untuk membiayai anak sekolah.
‘’Mau diapakan lagi jika harga nya hanya itu. Yang jelas hingga saat ini, saya tetap terus bekerja untuk menutupi kebutuhan sehari-hari,’’ ungkapnya.
Dijelaskannya, dari info yang mereka dapatkan, harga karet di Kota Jambi hanya Rp 11.800 perkilogramnya. Sedangkan di petani sendiri harga karet hanya seharga Rp 9.500. ‘’Penampung karet hanya membeli seharga Rp 9.500,’’ ungkapnya.
Kadis Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Batanghari, M Rizal, melalui Kabid Perdagangan, Suparno, membenarkan harga karet akhir tahun ini tidak begitu stabil.
Dikatakannya, di Batanghari yang akhir-akhir ini sering diguyur hujan, membuat harga karet saat ini tengah turun, ‘’Dari yang sebelumnya sempat Rp 10 ribu per kilonya, sekarang sudah turun menjadi Rp 8 ribu hingga Rp 9 ribu per kilonya,’’ pungkasnya.
(cr6)