Terdapat 41 pompa banjir di DKI. Di antaranya, pompa Cideng 8 unit, pompa Melati 9 unit, pompa Kodamar 2 unit, pompa Ancol 2 unit, pompa Tomang Barat 4 unit, Setia Budi Timur 4 unit, Pluit 4 unit, Manggarai 2 unit, Air Karet 2 unit, Pulo Gadung 2 unit dan Pintu Air Marina 2 unit.
”Untuk memompa air genangan di jalan protokol yang disebutkan gubernur, pompa kondisinya baik semua. Pompa Kali Cideng ke Waduk Melati ada 9, nyala semua. Kalau yang di sini praktis gak ada sampah,” katanya.
Persoalan genangan air di jalan protokol rupanya tidak hanya menjadi tanggung jawab dinas PU, sebagai pengelola sistem pembuangan air. Dinas perhubungan (dishub) turut mendapat amanat Jokowi.
Kepala Dishub Pemprov DKI Udar Pristono menjelaskan, mendapat perintah gubernur terkait penanganan kemacetan jalan dampak dari genangan di jalan protokol.
Dishub sudah menyediakan 31 unit mobil derek yang stan by di ruas jalan langganan tergenang air. Mobil ini akan menarik kendaraan yang mogok akibat genangan. ”Kami juga menempatkan personel di kawasan genangan air. Kalau air tinggi dan tidak dimungkinkan dilewati kendaraan, petugas akan memasang rambu-rambu dan dialihkan. Kita cari jalan alternatifnya,” jelas Pristono.
Dishub melansir, ada 49 ruas jalan yang biasa tergenang air saat turun hujan. Di Jakarta Pusat 5 titik, Jakarta Barat 9 titik, Jakarta Timur 13 titik, Jakarta Utara 9 titik dan Jakarta Selatan 13 titik.
Guna mengantisipasi dampak genangan agar tak melebar dia menjelaskan, dishub juga diminta gubernur berkoordinasi dengan dinas PMK (pemadam kebakaran), untuk menyedot air. ”Kita juga diminta ada emergency action, disedot mobil PMK kemudian dibuang ke sungai terdekat,” ucap Pristono yang turut mendampingi Gubernur di kawasan Bundaran HI kemarin.
(tri/mby/ib)