Menkop Nilai Kualitas Sawit Jambi Jelek

Kamis 27-12-2012,00:00 WIB

Ilham Djalil Desak Pemda Beli TBS

JAMBI  -  Menteri Koperasi (Menkop) RI, Dr Syarief Hasan menilai kualitas sawit Jambi jelek. Hal ini salah satu penyebab  turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) petani.

 “Kalau memang harga pasaran lagi turun, tentu harus ada langkah yang dilakukan. Pertama bagaimana agar akses pasar terbuka dan kualitas produk harus diperhatikan,” ujarnya saat diwawancarai sejumlah wartawan, kemarin (26/12).

Menurutnya, soal harga, tak terlepas dari masalah suplai sawit dan demand (permintaan, red) masyarakat  atau pengusaha terhadap sawit itu sendiri. “Itu semua ditunjang oleh faktor teknis dan fundamental.  Fundamental itu murni ditentukan oleh pasar. Sementara pasar itu tak ada yang bisa mengontrol. Sebab pasar di luar negeri. Yang hanya bisa kita lakukan adalah mengantisipasi,” ujarnya.

Sebab, katanya lagi, faktor ekonomi dunia juga menentukan naik atau turunnya harga karet. Jika kebutuhan ekonomi bagus, tentunya permintaan sawit akan bagus. “Kalau permintaan tinggi ya harganya akan naik. Sawit ini kan Indonesia sama Malaysia yang dominan. Kalau yang dua ini menangkap perilaku pasar, maka akan lebih bagus lagi,” imbuhnya.

Sementara untuk faktor teknis, katanya, diakibatkan oleh permainan para spekulan yang menaik-turunkan harga dengan memainkan stok barang. “Itu yang harus diantisipasi. Jadi, sebelum decline (menurun, red), kita antisipasi supaya harga ini bisa naik lagi jadi growing, itu hal yang berlaku umum. Jangan selalu mengharapkan harga selalu naik terus. Ada masa turun, nanti pasti naik lagi,” jelasnya.

Ditanya, apakah turunnya harga karet di Jambi ini juga diakibatkan oleh sektor industri hilir di Jambi yang masih minim? Dirinya tak mau menanggapinya.

 “Itu kan masalah kualitas, ya pasti. Itu faktor yang mempengaruhi. Yakni tadi faktor teknis dan fundamental, Seperti ada yang ngomong, suplai dari Jambi kurang, ya dimainkan di pasar harganya. Atau mungkin stok banyak, ya harga jadi turun,” tandasnya.

Sementara itu, diwawancarai sebelumnya, Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus, menyebutkan  sawit Jambi meningkat harganya di 2013. Ditanya soal indikator pernyataan tersebut, Gubernur mengatakan, itu merupakan prediksi dari pakar ekonomi di Jakarta.

“Dalam perkiraan mereka, 2013 sawit naik. Lalu karet juga dipersiapkan. Kemarin menteri perdagangan sudah mengadakan pertemuan dengan pengusaha penghasil karet terbesar, termasuk Indonesia, Thailand dan Malaysia dalam mengatur tata niaga tetap. Sehingga semakin lama harganya akan semakin naik. Kalau 2 ini naik, ya akan menjadi perhatian khusus kita,” katanya singkat.

Sementara itu, salah satu pembicara seminar dari BPP Hipmi, Ilham Djalil, SE, MBA, menyampaikan,  melihat kondisi ini, pemerintah tidak boleh lepas tangan. Pemerintah katanya, harus membela petani. Salah satu caranya dengan melakukan berbagai terobosan.

‘’Terobosan pertama yang harus dilakukan pemerintah yakni  aksi beli sawit rakyat,’’ ujarnya.

Hal ini dilakukan sebutnya, karena, harga sawit masih rendah. Sementara perusahaan tidak mampu menyerap  sejumlah sawit yang ada. ‘’Demand menurun, sementara tanki-tangki perusahaan juga penuh,’’ sebutnya.

Selain itu lanjutnya, pemerintah juga memperbaiki infrastruktur dari lokasi perkebunan ke tempat-tempat produksi CPO. Hal ini bisa menurunkan cost logistik dan meningkatkan daya saing. ‘’Harga TBS dengan sendirinya akan meningkat,’’ terangnya.

Dirinya sendiri mendukung gubernur untuk merealisasikan pelabuhan Ujung Jabung. Hal ini sebutnya, akan memacu investor untuk berinvestasi di industri hilir. ‘’Lalu untuk meningkatkan daya saing petani, kita juga merangkul Menkop UKM RI untuk menyalurkan KUR ke petani Jambi,’’ tegasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait