“Tolong bapak benahin mental dan pembawaan para aparatur negara agar tidak berjiwa penguasa namun berjiwalah sebagai pelayan masyarakat sesuai fungsi dari aparatur tersebut,” katanya.
Dengan kalem Fasha menjawab, untuk mengantisipasi silaturahim dan merubah mental aparatur negara agar bersikap sebagai pelayan masyarakat , maka ia akan berkantor di kelurahan dan kecamatan selama 3 hari dalam seminggu.
Lain lagi yg disampaikan oleh Agussalam dari RT 20. “Kalau bapak jadi walikota, tempatkan pejabat -pejabat sesuai dengan basic pendidikannya. Janganlah seorang camat diambil dari Sarjana Agama, apa gunanya APDN / STPDN kalau ngak tutup bae sekolah itu biar kami orang tuo dak abis duit nyekolahkan mereka kesana. Dan janganlah bapak melibatkan keluarga dalam urusan pemerintahan , dak setuju nian kami pak,” ungkapnya.
Semua ungkapan warga dijawab Fasha satu persatu dengan bahasa yang sederhana dan lugas serta beberapa kali diberikan studi kasus yang serupa dan solusinya oleh Fasha. Terakhir Fasha menutup dengan pantun.
“Pasar Jambi ado Simpang Sado, Paal Merah ado lapangan terbang. Marilah kito bekerjo samo, 2013 Insyaallah Fasha menang. Amin,” pungkasnya disambut dengan doa oleh masyarakat yang hadir.
(adv)