Dahlan menyadari dengan dialihkannya pengelolaan bandara ini ke Angkasa Pura II, akan membebani perusahaan penerbangan pelat merah tersebut. Karena Bandara ini dalam 3-5 tahun ke depan tak mungkin mendatangkan keuntungan. Namun Dahlan percaya, PT Angkasa Pura II bisa melaksanakan tanggung jawab tersebut. \"Laba Angkasa Pura tahun lalu mencapai 1,2 triliun. Jadi kalau tiap tahun dipajaki untuk Bandara Silangit saya rasa bisa,\" ucapnya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri S Sunoto mengatakan tahun ini pihaknya telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 50 milyar. Perbaikan bandara tersebut masuk dalam program kerja tiga tahun mendatang. Tahun ini yang bakal dibenahi yaitu perluasan landasan, perluasan parkir, aksesibilitas kargo, pemasangan pagar perimeter, dan perlengkapan radar.
\"Ini merupakan satu peluang bagi kami untuk mengoptimalkan aksesibilitas di sini. Sehingga kawasan sekitar Danau Toba lebih banyak didatangi oleh wisatawan baik asing maupun domestik,\" ujarnya. Tri yakin dengan aksesibilitas yang mudah dan pengelolaan tempat wisata yang baik bandara ini bisa menjadi ujung tombak perekonomian daerah.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti S Gumay mengatakan jika dilihat dari jumlah penumpang di Bandara Silangit terus naik. Pada 2010 penumpang sekitar 3500 orang, lalu pada 2011 melonjak menjadi 6 ribu orang, dan tahun lalu mencapai 7 ribu orang. Sedangkan untuk frekuensi penerbangan, saat ini di Bandara Silangit dalam seminggu ada 13 penerbangan. Rute Silangit-Medan sehari sekali, rute Silangit Batam 2 kali seminggu, Silangit-Nias 2 kali seminggu dan Silangit - Pekanbaru dua kali seminggu.
\"Dengan dikelolanya bandara oleh Angkasa Pura II didukung oleh Pemda dan pihak swata kami yakin Silangit dapat berkembang lebih cepat,\" katanya. Jika dipegang oleh Kementerian Perhubungan, lanjutnya, pembangunan bakal akan lambat. Sebab dana pengembangan tergantung oleh APBN.
(uma)