JAKARTA - Penyebab celakanya mobil listrik Tucuxi di kawasan Tawangmangu 5 Januari lalu salah satunya disebabkan Meneg BUMN Dahlan Iskan kurang terampil mengoperasikan mobil itu. Pencipta Tucuxi Danet Suryatama menilai, cara Dahlan mengerem membuat rem mobil tersebut terbakar sehingga blong.
Dalam keterangan pers yang disampaikan ke wartawan, Danet menjelaskan, Tucuxi tidak hanya mengandalkan rem manual untuk memperlambat laju kendaraan. Ada teknologi lain dalam mobil itu, yang rupanya saat kecelakaan terjadi tidak digunakan oleh Dahlan. Yakni, sebuah motor controller yang mampu menghasilkan pengereman secara regeneratif.
Cara mengeremnya ada dua, yakni dengan mengangkat kaki dari pedal gas untuk memperlambat kendaraan atau mengganti driving selection. Pengereman regeneratif akan membuat kecepatan putaran motor melambat, untuk kemudian difungsikan sebagai generator mengisi ulang baterai.
Alumnus Teknik Sipil ITS itu mengatakan, Tucuxi memang jenis mobil yang didesain tanpa gear box. Selain itu, mobil itu dirancang hanya mengggunakan single speed reduction gear (satu gigi penurun kecepatan). \"Penyebabnya, motor listrik mempunyai range (rentang) yang lebar untuk perputaran motornya,\" Terang pria asal Surabaya itu.
Penggunaan single speed reduction gear sudah dilakukan oleh berbagai merek mobil listrik terkemuka di dunia. Sebut saja Tesla Roadster, Ariel Atom Wrightspeed X1, Ford Focus Electric, Mitsubishi I-MiEV, Nissan Leaf EV, dan sejumlah mereka mobil lainnya.
Karena itulah, Danet menyayangkan tindakan Dahlan yang hanya mengandalkan rem kaki. Menginjak rem dengan keras dan terus menerus saat menuruni pegunungan adalah tindakan fatal untuk mobil jenis apapun. \"Setiap konsumen mobil listrik seyogyanya menjalani latihan yang cukup untuk mengoperasikan mobil listrik di berbagai median jalan,\" lanjut ayah satu anak itu.
Apalagi, sebenarnya Tucuxi merupakan sebuah mobil prototype. Artinya, mobil itu harus diujicoba terlebih dahulu dengan matang sebelum dijajal di berbagai medan sulit. Danet menyatakan, sebenarnya pihaknya sudah merencanakan beberapa hal. Mulai ujicoba, sertifikasi, serah terima, pelatihan bagi pengendara, hingga formal launching. Namun, rencana itu pupus karena sejak 21 Desember pihaknya sudah tidak boleh lagi bersentuhan dengan mobil tersebut.
Danet juga mengungkapkan teknologi yang membuat Dahlan tetap selamat meski mobil menabrak tebing dengan keras. Yakni, dua sistem struktur yang terdiri dari crush zone (zona ringsek) dan safe zone (zona aman). Bodi mobil yang terbuat dari serat karbon dan sebagian struktur baja berfungsi menjadi ringsek saat tumbukan terjadi.
Atap kendaraan juga didesain bisa pecah berkeping-keping untuk melindungi penumpang dari terhimpit mobil. Dalam hal safe zone, struktur space frame mobil Tucuxi terbuat dari baja stainless berkekuatan tinggi yang mampu melindungi penumpang dan baterai dari himpitan kendaraan.
Sementara itu, Meneg BUMN Dahlan Iskan mengaku lega dengan pernyataan Danet soal kecelakaan tersebut. \"Alhamdulillah, dalam keterangan persnya yang terbaru mas Danet tidak sebut-sebut lagi soal pencurian teknologi dan tidak menuduh lagi saya mencuri teknologinya,\" terang Dahlan.
Menurut dia, ada kemajuan sikap dari Danet dalam menanggapi kecelakaan yang sempat membuat Dahlan menjalani pemeriksaan di Mapolda Jatim itu. \"Mas Danet hanya menyalahkan cara saya mengemudi dan cara saya menginjak rem. Saya terima itu,\" jelas mantan Dirut PLN tersebut.
Selebihnya, lanjut Dahlan, Danet juga lebih banyak mengungkapkan perasaannya yang merasa bakal digusur oleh pihaknya. Dahlan memilih tidak mengomentari soal itu. \"Perasaannya belum tentu sama dengan perasaanku,\" ucapnya.
Seperti diberitakan, Dahlan Iskan mengungkapkan jika penyebab kecelakaan tersebut karena permasalahan di rem. Selain itu, dia mendapatkan informasi jika mobil listrik yang tidak menggunakan gearbox beban sepenuhnya akan ditanggung rem. Tidak ada bantuan pengendalian sistem di dalam mobil.
(byu)