SMPN 1 Masih Pungut Biaya RSBI

Selasa 15-01-2013,00:00 WIB

MUARA BUNGO – Perlahan pihak sekolah yang telah menerapkan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) SMPN 1 Muara Bungo mulai menghilangkan status RSBI. Ini terlihat dari telah dicabutnya plang RSBI depan gerbang sekolah.

          Namun sayang, pihak sekolah masih tetap melakukan pungutan RSBI hingga bulan Januari ini habis. “Untuk bulan ini masih biaya RSBI, tapi bulan depan tidak lagi,” ungkap salah seorang guru SMPN 1 Muara Bungo kepada komisi III DPRD Bungo yang melakukan sidak ke sekolah tersebut, Senin (14/1).

          Dalam sidak tersebut, dewan mempertanyakan sebatas mana pihak sekolah mengikuti keputusan MK tersebut. “Kita lihat, apakah masih pakai system RSBI atau tidak,” ungkap ketua komisi III, Surip Haryanto yang saat itu didampingi anggota lainnya Hambali dan Heriyanto.

          Pihak sekolah yang mendapat kunjungan dewan ini mengaku masih tetap menjalankan system pembelajaran RSBI seperti biasanya meskipun statusnya tidak lagi.

          “Kalau system tetap masih jalan, karena kita masih menunggu keputusan pihak dinas pendidikan dan menteri,” ungkap salah seorang guru yang sedang mengajar di kelas eks RSBI, Azwar kepada dewan. “Tapi papan plang RSBI sudah kita cabut,” sambungnya.

          Setelah melakukan diskusi panjang lebar dengan beberapa orang guru, dewan langsung melanjutkan untuk melihat proses belajar mengajar di kelas regular di sekolah yang sama.

          Pantauan harian ini, perbedaan mencolok terjadi antara kelas RSBI dengan kelas regular. Di kelas RSBI, dua AC (ari conditioner) terpasang, lengkap dengan infokus serta laci untuk masing-masing siswa.

Namun kondisi berbeda terlihat di kelas regular. Di kelas ini, siswa belajar di bangku dan kursi seperti biasa, hanya saja di ruangan ini tidak terlihat ada AC, infokus dan laci siswa. Serta kwalitas bangunan ruangan juga terlihat jauh dibawah kelas RSBI.

Saat salah seorang siswa di kelas regular ditanya oleh ketua komisi III Surip Haryanto kenapa tidak memilih kelas RSBI saja. Siwa kelas IX bernama Vito Basjika yang merupakan rangking pertama pada lokal itu mengaku tidak memiliki biaya untuk masuk ke kelas RSBI. “Tidak punya biaya pak,” ucapnya polos.

Alasan yang sama juga diungkapkan oleh siswa rangking kedua pada kelas yang sama bernama Naufal. Dirinya juga mengaku tidak mempunyai kemampuan financial untuk bersekolah di kelas RSBI.

“Ini sangat miris, sudah jelas sekali kalau RSBI itu memang sangat tidak bagus karena hanya orang kaya yang bisa masuk kesana,” cetus Hambali.

(ari/jenn)

 

Tags :
Kategori :

Terkait