MUARASABAK - Perwakilan warga Rawasari kemarin (22/1) mendatangi Kantor Bupati Tanjab Timur. Kedatangan warga ini terkait lahan milik warga Rawasari yang berkisar 3 ribu hektar yang diduga diserobot PT Atga, Zulkarnaen, serta PT Sumber Tekhnik.
Sukardi, warga Rawasari yang diwawancarai wartawan, mengatakan ketiga PT menggarap wilayah Rawasari tanpa seizin warga. Padahal lahan itu termasuk di dalam peta wilayah Rawasari, dan posisi saat ini tengah dikuasai ketiga perusahaan itu. ‘’Kepada pemerintah kami meminta agar hak kami dikembalikan. Karena lahan itu merupakan asal usal Desa Rawasari,’’ kata Sukardi.
Dikatakannya, lahan tersebut merupakan tanah negara, yang masuk didalam Desa Rawasari. Sedangkan aktifitas PT itu, saat ini ada yang sudah menghasilkan atau memanen. Lebih parahnya lagi, di lokasi Blok N, O dan P, PT Atga telah menyerobot tanaman jelutung milik warga. ‘’Kami berharap segera ada penyelesaian, masyarakat bisa menggarap dan lahan bisa kembali kewarga Desa Rawasari. Mudah-mudahan permasalahan ini cepat selesai,’’ bebernya.
Sementara u, Peltu Sekda Tanjab Timur, Sudirman, mengatakan konflik lahan ini terjadi karena Baharudin mengkalim lahan seluas 3000 hektar yang saat ini dimiliki perusahaan dan masyarakat sekitar. ‘’Bukan perusahaan yang diklaim tapi juga tanah-tanah masyarakat yang telah memiliki sertifikat,’’ katanya.
Sudirman mengungkapkan, pada akhirnya ia pun harus melakukan pemetaan objek sengketa dan juga memetakan subjek para pihak siapa saja yang terkena permasalahan konflik lahan. ‘’Baru kemudian minta dokumen yang ada dalam sengketa. Kami fasliitasi, minggu depan kami fasilitasi lagi mengenai tindak lanjut dari pertemuan hari ini (kemarin, red),’’ paparnya.
Sudirman berjanji untuk mempercepat proses penyelesaian konflik yang berpotensi cukup besar. Dan ini termasuk para pihak yang benyak bersengketa. ‘’Paling tidak ada persoalan tapal batas,’’ jelasnya.
(yos)