JAKARTA - Banjir di Jakarta dan sekitarnya yang mulai surut memunculkan berbagai masalah baru. Selain pengungsi, kerusakan rumah, penumpukan sampah, dan sejumlah persoalan sosial, infrastruktur jalan juga makin banyak yang mengalami kerusakan. Jumlah jalan nasional yang mengalami kerusakan bertambah lebih dari dua kali lipat dalam kurun waktu empat hari.
Sebelumnya, data di Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU menunjukkan, ruas jalan nasional yang rusak di Jabodetabekjur Sabtu (19/1) lalu tercatat sepanjang 47 kilometer. Namun, Rabu (23/1) lalu panjang jalan yang rusak telah mencapai angka 106 kilometer.
Beberapa jalan yang rusak antara lain Jalan TB Simatupang, Jalan Raya Bogor, Trans Yogi, dan Jalan Mayjend Sutoyo. Jika diprosentase panjang jalan nasional yang rusak di Jabodetabekjur mencapai 23 persen dari total jalan nasional kawasan tersebut yang mencapai 453 kilometer. Kerusakan ruas-ruas jalan tersebut masuk kategori ringan, dan sebagian lagi rusak sedang.
Ironisnya, kementerian PU ternyata tidak punya dana untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Dirjen Bina Marga KemenPU Djoko Murjanto saat dikonfirmasi menyatakan, perbaikan tanggap darurat pasca banjir pekan lalu membutuhkan dana sedikitnya Rp 55 Miliar.
Dana tersebut bakal digunakan untuk menambal lubang di Jalan sepanjang 106 kilometer, overlay (pelapisan), juga pembersihan dan perbaikan saluran samping serta trotoar. Jika dihitung kebutuhan dana per kilometer mencapai Rp 518.868.000. Belum lagi kebutuhan dana tanggap darurat jalan di Provinsi Banten yang mencapai Rp 11,1 miliar.
\"Untuk dana tanggap darurat, saat ini belum teralokasikan dalam APBN 2013,\" terang Djoko. Karena itu, pihaknya bakal segera mengusulkan anggaran tersebut kepada Pemerintah Pusat. Imbasnya, perbaikan pun belum bisa banyak dilakukan. Saat ini, Ditjen Bina Marga sedang memperbaiki beberapa titik dengan dana seadanya. Tentu saja dengan sistem tambal. Salah satu yang sedang ditambal saat ini adalah ruas Ciasem-Pamanukan.
Jika dana telah cair, pihaknya bakal segera mengebut perbaikan ruas-ruas jalan yang rusak. \"Tentu kami juga mempertimbangkan kondisi cuaca saat melakukan perbaikan,\" lanjutnya. Tidak mungkin pihaknya memperbaiki jalan jika hujan turun.
Nantinya, pasca tanggap darurat, pihaknya bakal segera melakukan perbaikan permanen di ruas-ruas jalan itu. Kebutuhan dananya mencapai Rp 90 miliar untuk Jabodetabekjur dan Rp 39 miliar untuk Provinsi Banten.
Perbaikan permanen sendiri membutuhkan kajian lebih cermat. Ditjen Bina Marga bakal mengupayakan agar ruas jalan yang rusak nanti diperbaiki dan diganti menjadi jalan beton. Jalan beton relatif lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Tentu tidak seluruh jalan bakal diganti beton. Bergantung pada kondisi tanah di sekitar lokasi jalan.
Penggantian aspal dengan rigid (beton) mulai gencar dilakukan beberapa tahun ini. Terutama, setelah harga aspal makin melambung dan mendekati harga beton. Dengan selisih harga yang tidak terlampau jauh dari beton, Ditjen Bina Marga memutuskan untuk mengutamakan perbaikan jalan menggunakan beton.
Alternatif lainnya adalah beton aspal, yang berasal dari proses daur ulang aspal. Meski begitu, Djoko memastikan jika penggantian akan dilakukan jika kondisi jalan tersebut sudah rusak. \"Jika jalannya masih bagus, belum perlu diganti beton,\" tutupnya.
Di sisi lain, kondisi Jakarta pasca banjir pekan lalu mulai berangsur normal. Hamper seluruh wilayah yang terendam sudah mulai surut. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, hingga kemarin kawasan yang masih kebanjiran adalah Pluit, Penjaringan, dan Muara Baru. Ketinggian air di ketiga wilayah tersebut kurang dari satu meter.
\"Tapi, ini lebih disebabkan pengaruh pasang air laut yang mencapai 0,94 meter,\" terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Artinya, andaikata tidak ada rob, kemarin seharusnya banjir di kawasan-kawasan itu sudah surut.
Pompa-pompa di Waduk Pluit sebagian juga sudah berfungsi normal. Selain itu, pantauan terakhir tinggi muka air di 11 sungai, bendung, dan pintu air menunjukkan jika kondisi sudah masuk siaga IV atau aman. \"Kondisi air akan terus kami pantau, dan setiap perubahan akan kami beritahukan ke masyarakat,\" tambahnya.
(byu)