JAKARTA- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi lantaran aksi ambil untung (profit taking) investor lokal. Aksi tersebut paling banyak terjadi pada saham-saham berbasis komoditas. Tercatat, IHSG ditutup turun 11,12 poin (0,25 persen), ke posisi 4.479,44. Sementara Indeks LQ45 melemah 1,357 poin (0,18 persen) ke level 766,849.
Kendati secara keseluruhan saham terjadi koreksi, akan tetapi beberapa sektor masih bisa menguat. Di antaranya indeks di sektor konsumen dan perdagagan. Pada akhir perdagangan, posisi IHSG juga tak jatuh lebih dalam, mengingat investor asing masih melakukan perburuan saham di berbagai sektor.
Analis Recapital Securities Agustini Hamid mengatakan besarnya aksi jual dari investor lokal lebih banyak dipicu oleh keluarnya angka GDP (Gross Domestic Product) sebesar 6,11 persen. Angka tersebut berada di bawah ekspektasi pasar sebesar 6,2 persen. Tak hanya itu, GDP kuartal akhir 2012 lalu juga tercatat -1,45 persen, dari yang sebelumnya 3,21 persen. “Lantaran itu, investor lokal melakukan aksi jual. Sebaliknya investor asing justru melakukan aksi beli, dengan nilai transaksi mencapai Rp 791,25 miliar,” terangnya.
Perdagangan hari ini berjalan ramai dengan frekuensi transaksi mencapai 206.211 kali, pada volume 8,557 miliar lembar saham, senilai Rp 5,798 triliun. Sementara dari bursa Asia, Tiongkok ditutup ke teritori positif terkait dengan released data HSBC Services PMI yang naik dari 51,7 persen menjadi 54 persen. “Sedangkan pasar saham lainnya di regional ditutup turun.Indeks Komposit Shanghai naik 4,98 poin (0,20 persen) ke level 2.433,13, Indeks Hang Seng turun 536,48 poin (2,27 persen) ke level 23.148,53. Indeks Nikkei 225 melemah 213,43 poin (1,90 persen) ke level 11.046,92. dan indeks Straits Times turun 25,24 poin (0,77 persen) ke level 3.272,13.
Agustini memproyeksikan, pada perdagangan hari ini (7/2), IHSG bergerak mixed pada kisaran support 4.425 dan resistance 4.500. Minimnya sentimen positif di pasar menyebabkan indeks cenderung bergerak sideways. “Sementara sentimen dari dalam negeri masih seputar kinerja keuangan emiten dan rencana pembagian laba beberapa perusahaan besar,” tandasnya.
(jpnn)