Pakai Pelabuhan Lampung dan Sumba

Kamis 07-02-2013,00:00 WIB

JAKARTA- Kementerian Perhubungan memastikan akan menyediakan kapal khusus untuk mengangkut hewan ternak, seperti sapi atau kerbau pada tahun ini. Dana pembuatannya akan dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2013.

Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Leon Muhammad mengungkapkan kapal pengangkut sapi yang akan dibangun pemerintah diharapkan akan mampu mengangkut 1.500 ekor sapi. Sebagai pembanding, ukuran kapal feri di Merak-Bakauheni antara 3.000-5.000 GT. “Ukuran kapalnya 3.000 GT (GT), dengan prediksi biaya Rp 100 miliar,” ujar Leon dari Sydney kemarin.

Menteri Perhubungan EE Mangindaan mengakui bahwa dana pembuatan kapal khusus sapi itu belum ada dalam APBN 2013, namun bisa dimasukkan dalam APBN-P 2013. “Meski belum dianggarkan Kementerian Perhubungan dalam APBN 2013, namun saya ingin supaya dialokasikan pada APBN Perubahan 2013. Saya pikir ini penting, dan kita mampu membangunnya,” tandasnya.

Penyediaan kapal khusus dan  terminal pelabuhan khusus sapi tersebut bertujuan agar mampu mengefisienkan pengangkutan dan menjaga kualitas sapi. Pembangunan  terminal khusus sapi ditargetkan terealisasi. pada semester II tahun 2013. “Pemerintah akan bangun terminal di Lampung dan Sumba. Dari dua pelabuhan itu tercatat pengangkutan sapi terbanyak,” jelasnya

Menhub menekankan bahwa  transportasi seharusnya bukan sekedar melayani mobilitas orang tetapi juga barang termasuk hasil produksi pertanian. Menurut Mangindaan, sudah ada industri galangan kapal di Pulau Batam yang siap untuk membangun kapal khusus sapi. “Jadi kapal itu dibangun sendiri di dalam negeri, tidak diimpor,” tegasnya.

Menurut Mangindaan, selama ini metode pengangkutan sapi dengan cara menggantung sapi menggunakan jala, dari Nusa Tenggara Timur kerap membuat bobot sapi susut bahkan ada yang mati dalam perjalanan. “Penyusutan berat sapi cukup signifikan, sekitar 20-25 kilogram untuk seekor sapi. Kalau harga daging Rp 85-90 ribu perkilo, dapat dibayangkan berapa kerugiannya,” kata dia.

Di Australia, dalam hal sapi mati ketika dikapalkan maka tanggungjawabnya berada dipihak pembeli sapi atau agen. Hal itu diketahui saat Menhub melakukan penelusuran proses pengangkutan sapi di Darwin. “Mulai dari diangkut keluar dari perternakan dengan truk tronton berkapasitas 60 ekor sapi. Kemudian, ditempatkan di lokasi transit sapi baru kemudian dipindahkan naik ke kapal melalui koridor khusus sapi,\" tuturnya

Konstruksi koridor sapi itu sederhana. Alur koridornya mirip pacuan kuda lalu ada jalur menanjak sehingga sapi langsung masuk kapal tanpa harus diangkat dengan jarring. “Perlu juga disiapkan area khusus transit ternak sebelum diangkut dengan kapal. Di daerah transit itu sapi yang akan diangkut dilakukan pengecekan dan perawatan sehingga hanya sapi yang benar-benar sehat yang akan diangkut,” ungkapnya.

(jpnn)

Tags :
Kategori :

Terkait