JAKARTA - Bekas Anggota Komisi X DPR Angelina Sondakh pelit komentar usai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kapasitas sebagai saksi kasus Hambalang.
Perempuan yang karib disapa Angie itu, hanya mengumbar senyum kepada sejumlah wartawan yang menunggunya usai diperiksa. Sekitar pukul 18.05, Angie yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam itu tak mau buka mulut.
Bibir merahnya hanya tersenyum dan sesekali terlihat tangannya menutup telinga. Kendati terlihat cantik dengan senyumannya itu, Angie tak mau berbicara apa-apa seputar kasus yang dijalaninya. Angie terus mengumbar senyuman saja.
Kemarin (11/2) Angie memang dimintai keterangan sebagai saksi untuk tersangka mantan Menteri Pemuda Olahraga Andi Alfian Mallarangeng dan pejabat Kementerian Pemuda Olahraga Deddy Kusnidar.
Saat datang tadi pagi, Angie juga bungkam. Ia tak mau berkomentar apapun. Berbeda dengan bekas Ketua Komisi X DPR Mahyudin dan Anggota Komisi X DPR I Wayan Koster yang mau memberikan keterangan, padahal diperiksa dalam kasus yang sama.
Mahyudin maupun Koster mengaku diperiksa untuk tersangka Andi Mallarangeng dan Deddy Kusnidar. Sementara ini belum terlihat Wakil Ketua Komisi X DPR Rully Coirul Azwar keluar dari KPK. Rully juga turut diperiksa KPK untuk kasus megaproyek ini.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Iberamsjah menilai Anas Urbaningrum tengah ketimpa sial hingga kewenangannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (PD) diambil alih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan alasan demi penyelamatan partai pemenang Pemilu 2009 itu. Andai Anas tak ada di PD, justru serangan politiknya tak akan sedahsyat saat ini.
“Dan Anas Urbaningrum itu hanya ketiban sial saja. Kalau dia tidak di dalam partai penguasa, tidak akan seperti ini kejadiannya. Terlebih jika Anas ada di Partai Golkar, pasti amanlah. Lah sampai saat ini memang siapa rajanya pemain anggaran?” kata Iberamsjah kepada wartawan, Senin (11/2).
Menurutnya, sah-sah saja lembaga survei menyimpulkan PD semakin terperosok dan Partai Golkar akan menjadi pemenang dalam Pemilu 2014 mendatang. Tapi guru besar ilmu politik itu yakin hasil survei itu pada akhirnya jauh dari kenyataan. Sebab, keterpurukan Partai Demokrat akan berimbas kepada semua partai, tak terkecuali Partai Golkar.
“Lembaga survei boleh saja menyimpulkan Golkar akan menang pada Pemilu 2014 mendatang. Tapi saya yakin itu tidak terjadi karena kekecewaan rakyat terhadap Demokrat akan berimbas kepada semua partai, terutama Partai Golkar,\" kata
Dikatakannya, saat ini mayoritas rakyat sudah cerdas dalam berpolitik. Bahkan dalam hitungan menit sebelum Pemilu, pemilih bisa mengalihkan dukungan politiknya. Artinya, pilihan di saat mereka disurvei tidak selalu sama pada hari \"H\" Pemilu.
Apalagi jika memori kolektif rakyat berfungsi, dugaan korupsi yang dilakukan oleh Demokrat masih jauh di bawah Golkar. \"Baik dari sisi kualitatif maupun kuantitaf,\" tegas Iberamsjah.
Lebih lanjut dikatakannya, praktik dugaan korupsi yang menimpa Partai Demokrat masih sebatas korupsi proyek APBN yang juga jamak dilakukan kader partai lain. \"Kader partai lain saya duga juga melakukan hal yang sama hanya saja belum terungkap,\" tegasnya.
(boy/fas)