BANDUNG - Pilgub Jabar diperkirakan akan berlangsung satu putaran. Hal tersebut terungkap dalam penghitungan cepat (Quick Count) yang dilaksanakan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Minggu (24/2) sore.
Hasil quick count yang mengambil sampling 400 TPS tersebar se-Jabar dengan metode multistage random sampling, diperoleh hasil sementara pasangan nomor 1 (Dikdik-Toyib) 2,02 persen, nomor 2 (Yance-Tatang) 12,01 persen, nomor 3 (Dede-Lex) 25,39 persen, nomor 4 (Aher-Deddy) 33,21 persen, nomor 5 (Rieke-Teten) 27,37 persen. \"Hasil tersebut diperoleh sampai pukul 16.15, dengan data sampel yang masuk, 99,75 persen dan sampling eror sekitar 1 persen,\" kata manajer riset LSI, Setia Dharma dalam jumpa persnya di Jalan Braga, kemarin.
Walaupun data yang masuk sampai waktu rilis diumumkan baru 99,75 persen, namun kata Setia, data yang belum masuk tidak mempengaruhi penghitungan suara.
Dengan demikian, maka diprediksi Pilgub Jabar akan berlangsung satu putaran dengan pemenang Paslon Aher-Demiz. Kendati demikian, sama seperti pilgub-pilgub jabar sebelumnya, yang menjadi pemenang adalah golput dengan meraih suara 35,81 persen. \"Tingkat partisipasi pemilih hanya 64,19 persen. memang angka golput tidak jauh berbeda dengan pilgub-pilgub yang lalu dikisaran itu,\" kata Setia.
Setia mengatakan, kejadian beberapa hari ini, membuat Dede-Laksamana kehilangan banyak suara pascatsunami politik beberapa hari lalu dengan ditetapkannya Anas Urbaningrum menjadi tersangka dalam kasus Hambalang.
\"Saya merenung apa yang terjadi dengan riset terakhir kami beberapa waktu lalu dimana Dede diprediksi akan menang. Tapi jumat berkah dan keramat ternyata menyebabkan terjadi tsunami politik di Jabar. Saya fikir itu faktor yang dominan,\" kata Setia.
Disebutkan dia, tsunami politik ditubuh demokrat tersebut menyebabkan suara Dede tergerus dan beralih ke Rieke-Teten dan Aher-Demiz. \"Saya memperkirakan, kalau suara Dede banyak yang beralih ke paslon nomor empat dan lima,\" katanya.
Direktur Riset LSI Hendro Prasetyo mengatakan hasil pilgub kali ini mengejutkan dimana sebelumnya diprediksi yang susul menyusul Aher-Dedy dan Dedy Lex, tapi kemudian Rieke muncul tanpa diperhitungkan. “Ini menunjukkan satu dinamika yang luar biasa,\" tuturnya.
Meski PKS tengah diterpa isu dugaan suap impor sapi, namun nyatanya Ahmad Heryawan tetap bisa memperoleh raihan suara terbanyak berdasarkan hasil quick count LSI. Namun tak begitu dengan Dede Yusuf yang justru merosot ke posisi ke-3, berbeda dengan hasil-hasil survei sebelumnya.
Hendro Prasetyo menambahkan, bahwa isu yang tengah ramai di tingkat nasional baik di kubu PKS maupun Demokrat tak serta merta mempengaruhi perolehan suara pada Pilgub Jabar.
\"Saya melihat, tidak ada pengaruhnya isu sapi atau Anas pada cagub di Pilgub Jabar ini. Tapi karena kerja jangka panjang masing-masing tim,\" ujar Hendro.
Ia menjelaskan, Aher selama setengah tahun terakhir ini sukses tampil sebagai cagub maupun gubernur untuk mensosialisasikan programnya. Hal itu tidak bisa diimbangi oleh Dede. \"Aher tampil begitu intensif, sementara Rieke juga lebih gencar. Menurut saya itu yang mempengaruhi turunnya suara Dede dibandingkan survei yang ada,\" tuturnya.
Hendro menyebut, Aher begitu sering tampil di media televisi yang ditonton jutaan orang. Namun Dede hanya sesekali. Begitu juga manuver Rieke yang mampu menghadirkan tokoh-tokoh populer seperti Megawati dan Jokowi, yang juga tidak bisa dilakukan Dede.
Disinggung apakah isu penetapan tersangka Anas Urbaningrum mempengaruhi merosotnya suara Dede, Hendro mengaku tak bisa berspekulasi. \"Memang bisa jadi karena itu. Tapi waktunya terlalu sempit jika karena itu. Saya merasa, ini lebih karena karena kinerja tim jangka panjang,\" jelasnya.
Ditemui di pusat media timnya, Ahmad Heryawan mengaku senang dengan keunggulan sementaranya itu. \"Terima kasih kepada seluruh warga Jabar atas partisipasinya serta kepercayaannya kepada kami sehingga meraih suara terbanyak,\" kata Heryawan di Hotel Papandayan, Bandung, Minggu (24/2).