Anggaran Peningkatan Infrastruktur 2012
JAMBI- Anggaran yang dialokasikan untuk peningkatan infrastruktur di tahun 2012 hanya terealisasi sebesar 94, 72 persen saja. Hal ini terungkap saat Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) memaparkan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) dalam paripurna di DPRD Provinsi Jambi, kemarin (7/3).
Menurutnya, untuk mendukung pencapain prioritas peningkatan infrastruktur dialokasikan anggaran sebesar Rp 664, 97 miliar. Akan tetapi, dari nilai itu hanya terealisasi sebesar Rp 629, 86 milyar, atau 94,72 persen. “Dalam pelaksanaan pembangunan bidang infrastruktur kondisi jalan Provinsi Jambi sampai tahun 2012, menunjukkan kondisi mantap 72,83 persen. Kondisi rusak berat ringan mencapai 18,61 persen, dan kondisi rusak berat mencapai 8,56 persen,” ungkapnya.
Dikatakannya, untuk memperlancar transportasi hasil pemerintahan, maka pemerintah telah melakukan perbaikan dan peningkatan jalan Simpang Pulau Rengas-Muaro Siau-Dusun Tuo-Jangkat. “Progress pekerjaannya secara fisik telah mencapai 70 persen” jelasnya.
Disampaikannya dalam kesempatan itu, APBD Provinsi Jambi pada tahun 2012 lalu, telah terealisasi sebesar 92,48 persen, yaitu Rp 2.558 triliun dari target Rp 2.766 triliun. Dilanjutkannya, Pendapatan Asli Daerah yang ditargetkan sebesar Rp 753,37 terealisasi sebesar 995,47 miliar. Artinya, etrjadi pencapaian melebihi target yang mencapai sebesar Rp 242,10 miliar.
Secara umum, katanya, kondisi makro provinsi Jambi yang tergambar seperti pertumbuhan ekonomi tanpa migas. Hal ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari 6,93 persen pada tahun 2011, menjadi 8,69 pada tahun 2012. “Kinerja ekonomi provinsi Jambi yang cukup baik ini, juga ditunjukkan dengan angka inflasi yang cukup rendah dan stabil,” sebutnya.
“Laju inflasi kota Jambi tahun 2012 berada pada posisi 4,22 persen masih di bawah 4,5 persen. Inflasi yang terjadi selama kurun waktu 2012, rerata pada empat kelompok barang dan jasa yaitu kelompok barang dan jasa yaitu kelompok bahan makanan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan,” tambahnya.
Implikasi dari trend positif kinerja ekonomi makro provinsi Jambi tersebut, pada akhirnya berimplikasi pada penurunan angka pengangguran dari 4.02 persen pada Agustus 2011 menjadi 3,22 persen pada Agustus 2012. Lalu, jumlah penduduk yang memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan juga mengalami penurunan dari 272,67 ribu pada tahun 2011 menjadi 271,67 ribu oarang pada tahun 2012.
Disamping itu, dalam bidang pendidikan kesehatan dan sosial budaya telah dilaksanakan beberapa program pada SKPD Dinas Pendidikan. Menurutnya, akumulasi dari pelaksanaan program dan kegiatan tergambar dari peningkatan angka partisipasi murni pada setiap jenjang pendidikan.
“APM sekolah dasar sederajat dari 99,80 persen pada tahun 2011 menjadi 99,78 persen. APM SLTP sederajat dari 95,45 persen di tahun 2011, menjadi 95,45 persen di tahun 2012 dan APM SMA menjadi 73,54 persen di tahun 2012. Gambaran ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan partisipasi pada anak usia sekolah untuk semua jenjang pendidikan,” cetusnya.
Dalam upaya penanggulangan kemiskinan, pemerintah provinsi Jambi telah melaksanakan program Samisake yang pada tahun 2011 diberikan bantuan bedah rumah sebanyak 2.802 unit. “Sedangkan tahun 2012 sebanyak 3.837 unit, beasiswa tahun 2011 sebanyak 6.221 siswa dan tahun 2012 sebanyak 10.641 siswa, UMKM tahun 2011 sebanyak 500 penerima tahun 2012 sebanyak 1.270, kendaraan roda tiga dari 10 unit tahun 2011 dan pada 2012 menjaddi 44 unit,” pungkasnya.
(wsn)