Hingga saat ini, telah muncul sejumlah nama kader internal menjadi kandidat ketua umum pada KLB mendatang. Diantara yang paling sering disebut adalah Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina PD Marzuki Alie dan Gubernur Jatim sekaligus anggota Dewan Pembina Soekarwo.
Fungsionaris DPP PD yang dikenal dekat dengan Marzuki Alie, Achsanul Qosasi menyatakan, kalau ketua DPR itu masing sangat berpeluang untuk bisa terpilih. Hal itu, menurut dia, sudah terbukti saat pelaksanaan kongres terdahulu.
\"Saat itu, suara Pak Marzuki tidak terpaut jauh jarak perolehan dukungannya dibanding Anas,\" ujar Achsanul. Dengan hanya berbekal kerja keras selama menjadi sekjen, dia menyatakan, yang bersangkutan tetap mendapat kepercayaan yang signifikan untuk duduk memimpin partai.
Pada Kongres di Bandung 2010 lalu, Anas berhasil unggul dengan perolehan 280 suara. Sedangkan Marzuki menyusul dibelakanganya 248 suara. Pada pemilihan putaran pertama, Anas memang unggul lebih dulu dengan 236 suara, Marzuki 209 suara, dan dan terakhir Andi Mallarangeng 82 suara.
\"Kalau Demokrat ingin recovery, Pak Marzuki orang paling tepat,\" imbuh Achsanul lagi.
Meski demikian, mengingat kondisi PD terkini masih sangat terbuka peluang munculnya tokoh yang selama ini belum menjadi kader alias tokoh eksternal. Yaitu, dengan lebih dulu merubah AD/ART terkait syarat-syarat untuk bisa dipilih menjadi ketua umum.
Nama Jenderal TNI AD Pramono Edhie Wibowo dan Menko Polhukam Djoko Suyanto diantara yang paling deras disebut-sebut. \"Kalau orang inginnya dari dalam, kalau saya inginnya dari luar,\" kata Ruhut Sitompul secara terpisah.
Bagaimana mekanismenya\" Dia mendukung usulan kalau dalam KLB nanti Majelis Tinggi nanti yang tetap akan menentukan siapa sosok ketua umum. Nama yang diajukan kemudian dipilih langsung secara aklamasi oleh peserta kongres. \"Udah lah, serahkan saja pada Majelis Tinggi,\" kata politisi yang kerap tampil controversial itu.
(pri/dyn)