Sama halnya saat membeli pesawat di Boeing, pembiayaan pembelian pesawat di Airbus ini semuanya berasal dari perbankan dan lembaga keuangan internasional. Pada saat kontrak dengan Boeing, Lion Air mengganding US Exim Bank yang menjadi pemimpin konsorsium pembiayaan.
Sedangkan kali ini, Lion Air mendapat sokongan konsorsium pembiayaan yang dipimpin BNP Paribas, Perancis. \"Sumber pembiayaan kami semua dari luar negeri. Sama sekali tidak menggunakan dana dan pembiayaan dari dalam negeri,\" kata Rusdi.
Awal bulan ini, US Exim juga memberi pinjaman USD 1,1 miliar dolar Amerika kepada Lion Air untuk pembiayaan pembelian pesawat dari Boeing. Dana itu merupakan foreign direct invesment (FDI) ke Indonesia. Operasional atas pembelian pesawat dengan dana luar negeri itu membuka lapangan kerja dan dan nilai tambah lainnya bagi Indonesia.
Akhir bulan ini, Lion Air juga akan mengoperasikan Malindo Air yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia. Selain itu, Lion juga sedang menjajaki pembukaan maskapai penerbangan ke Thailand dan Australia. \"Ke mana pun kami pergi, selalu membawa bendera Merah Putih,\" kata Rusdi.
(jpnn)