Lahan Kritis Capai 1 Juta Hektar
JAMBI-Hutan Jambi dari tahun ke tahun kian kritis saja. Berdasarkan data yang diperoleh koran ini dari Warung Informasi Konservasi (Warsi) Jambi, sejak tahun 1990 lalu, tutupan hutan Jambi seluas 2,4 juta hektar (ha) mengalami penurunan hingga 1 juta ha. Yakni, di tahun 2000 dengan sisa tutupan hutan Jambi menjadi 1, 4 juta ha.
Sementara di kurun waktu tahun 2000 hingga tahun 2009, tutupan hutan kembali mengalami pengurangan hingga mencapai 300 ribu hektar, yakni menjadi 1, 1 hektar tutupan hutan di Provinsi Jambi.
“Keseluruhan luas hutan Jambi mencapai 2,4 juta ha. 1,3 juta ha sudah bukan hutan tutupan lagi, atau rusak. Menurut data yang ada dari Departemen Kehutanan, lahan kritis Jambi mencapai 1 juta ha,” beber Rudi Syaf, Manajer Kominfo WARSI Jambi saat dijumpai belum lama ini.
Disebutkannya, penyebab utama habisnya hutan Jambi ini karena adanya perubahan hutan menjadi tanaman. “Lalu perubahan menjadi tambang, pembukaan lahan oleh masyarakat dan sawit juga,” sambungnya.
Ditanya soal upaya yang harusnya dilakukan, Rudi meyebutkan, Jambi harus mempertahankan 4 taman nasional yang ada di Jambi yang luasnya saat ini mencapai 700 ribu hektar. “Hutan produksi terbatas kita 100 ribu hektar. Nah ini yang diupayakan bisa dipertahankan. Karena hutan produksi ini bisa dirubah,” sebutnya.
Selain itu, dirinya juga meminta agar pemerintah dan masyarakat Mempertahanan eksplorasi ekosistim. “Hutan desa kita juga ada 23 yang diberi izin Kemenhut. Luasannya yang di Merangin itu ada hutan desa seluas 16.000 hektar di 17 desa. Di Bungo ada di empat desa luasnya 6000. Batanghari ada 3 desa, hanya seluas 2000 hektar. Umumnya lahan ini adalah hutan produksi. Nah hutan inilah yang jangan diberi izin lagi oleh pemerintah untuk dkonversi,” tegasnya.
Ditanya soal luas hutan produksi di Jambi, dikatakannya, semuanya seluas 900 ribu hektar. “Lalu hutan produksi terbatas kita 200 ribu. Sisanya taman nasional dan hutan lindung,” tukasnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur (Wagub) Jambi, H Fachrori Umar, menghimbau agar masyarakat dan instansi terkait untuk melakukan reboisasi. Hal ini terkait terus menipisnya hutan di Provinsi Jambi dan beralih menjadi pemukiman atau perkebunan sawit.
\"Pihak terkait dan yang mempunyai kewenangan melakukan harus melakukan reboisasi sebagai upaya optimalisasi fungsi hutan,\" ungkapnya saat memimpin upacara peringatan Hari Bhakti Rimbawan yang ke-30, kemarin (18/3).
Akan tetapi, sambungnya, selain melakukan reboisasi, hutan yang saat ini masih rimbun harus dipelihara. Bencana alam yang belakangan melanda Jambi, juga disebabkan oleh menipisnya hutan di Jambi. Disampaikannya juga dalam kesempatan itu, gerakan penanaman satu miliar pohon oleh pemerintah pusat juga sangat berperan.
Sayangnya, program penanaman satu miliar pohon itu juga belum terlaksana dengan baik. Sebab, adanya penyempitan lahan yang sudah berubah fungsi menjadi pemukiman. Sehingga, tak ada lagi lokasi yang bisa dilakukan penanaman.
(wsn)