Siapkan Bea Masuk Tinggi

Jumat 05-04-2013,00:00 WIB

Pengaturan Impor Hortikultura Dinilai Gagal

JAKARTA - Lonjakan inflasi akibat tingginya harga bawang putih dan bawang merah membuat pemerintah meradang. Pemerintah pun melirik strategi Bea Masuk (BM) untuk mengganti sistem pengaturan impor yang dinilai gagal.

                Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, tidak tepatnya implementasi pengaturan impor hortikultura telah mengacaukan keseimbangan supply and demand. “Ini mengecewakan,” ujarnya di Jakarta kemarin (4/4).

                Sebagaimana diketahui, Maret lalu inflasi menembus angka 0,63 persen atau yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Biang keroknya adalah bawang merah yang memberi andil inflasi hingga 0,44 persen dan bawang putih 0,2 persen. Hal itu disebabkan langkanya pasokan di pasar.

                Hatta mengakui, sistem pengaturan impor hortikultura sebenarnya cukup baik. Namun, pelaksanaan di lapangan ternyata tidak mudah. Selain isu kartel, menyeruak pula isu distorsi (penyimpangan) dalam pemberian kuota bagi importer. “Governance (tata kelola) nya kurang begitu baik,” katanya.

                Di sisi lain, lanjut dia, birokrasi di Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan juga dinilai lamban dan terlalu rumit. Akibatnya, ketika stok di pasar menipis, pasokan baru tidak bisa segera masuk karena impornya sulit, atau importer tidak melengkapi syarat administrasi sehingga barangnya tertahan di pelabuhan. “Sistem seperti ini tidak bisa dipertahankan,” ucapnya.

                Menurut Hatta, sistem Bea Masuk akan lebih efektif menjaga keseimbangan supply and demand. Jika impor tidak diatur atau dibatasi, bukankah akan merugikan petani di dalam negeri\" “Nanti kalau lagi panen, kita cegat dengan Bea Masuk tinggi,” ujarnya.

                Dengan begitu, skema yang akan digunakan pemerintah adalah pengenaan Bea Masuk fleksibel. Misalnya, ketika pasokan bawang dari petani lokal seret, pemerintah akan menurunkan Bea Masuk sehingga importer bisa memasukkan barang ke Indonesia.

                Sebaliknya, ketika petani sedang panen dan pasokan banyak, pemerintah menetapkan Bea Masuk tinggi, sehingga importer secara otomatis akan mengerem impornya karena harga bawang impor tidak akan kompetitif dibanding bawang lokal. Selain itu, membanjirnya pasokan juga bisa dicegah sehingga harga di dalam negeri tidak anjlok. Hal itu penting untuk melindungi petani.

                Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar sepakat dengan Hatta. Menurut dia, sistem tarif melalui pengenaan Bea Masuk akan lebih efektif menjaga keseimbangan supply and demand. “Poinnya, produsen dalam negeri bisa bersaing karena harga yang masuk (impor) tinggi. Tapi, ketika pasokan (dari petani lokal) kurang, bisa cepat diisi,” jelasnya.

(owi)

Tags :
Kategori :

Terkait