JAKARTA - Kementerian Perhubungan masih melanjutkan mimpi untuk membangun kereta api supercepat yang menghubungkan dua kota metropolitan, Jakarta dan Surabaya. Diharapkan, studi kelayakan (feasibility study) rencana pembangunan kereta supercepat itu bisa diselesaikan pada tahun 2015.
Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Soesantono mengatakan, kereta api supercepat membutuhkan jalur rel khusus yang kemungkinan dibuat secara melayang (elevated). Lokasi rel itu diusahakan jauh dari pemukiman penduduk,\"Pasti tidak akan berhimpit dengan double track (rel ganda) yang ada sekarang. Mungkin itu nanti dibuat sepanjang pantai,\" ujarnya usai acara Inauguration And Seminar of IRSE kemarin (4/4).
Sementara pertimbangan jalur kereta dibangun secara melayang, kata dia, adalah demi alasan keselamatan. Meski begitu kemungkinan tidak semuanya bisa dibuat jalur melayang, akan tergantung kondisi dan situasinya,\"Kalau saya pribadi lebih memilih itu dibuat elevated demi alasan keselamatan. Sebisa mungkin menghindari koridor-koridor yang banyak penduduknya,\" kata dia
Jika jalur kereta supercepat seluruhnya bisa dibuat melayang, maka tingkat keselamatan lebih tinggi. Pasalnya tidak akan banyak terjadi persimpangan sebidang (pertemuan antara rel kereta dengan jalan umum),\"Diupayakan semaksimal mungkin tidak ada persimpangan sebidang karena kita tidak ingin ada banyak gangguan, baik itu terhadap masyarakat pemakai jalan maupun untuk kereta supercepat itu sendiri,\" tuturnya
Layaknya kereta super cepat di negara-negara lain, Bambang melanjutkan, proyek ini akan bisa memangkas waktu tempuh perjalanan kereta api Jakarta-Surabaya yang biasanya memerlukan waktu belasan jam. Dengan kereta supercepat cukup membutuhkan waktu tiga jam,\"Jakarta Surabaya itu sekitar 750 kilometer. Kalau lari dengan kecepatan 250-300 km perjam ya kira-kira tiga jam,\" ungkapnya
Ini bukanlah proyek yang biasa, oleh karena itu, kata Bambang, pemerintah akan terlebih dulu melihat teknologi yang telah dipakai di beberapa negara,\"Kita ingin melihat opsi untuk berbagai sistem. Berbagai sistem itu kan ada sistem Eropa, Jepang, Tiongkok. Dari Eropa itu ada Jerman, Spanyol. Jadi semua akan kita lihat plus minusnya. Benefit cost-nya bagaimana,\" lanjutnya
Aspek penting yang ditekankan pemerintah, kata Bambang, teknologi tersebut harus inter-operability, yang artinya, harus terbuka untuk diperbarui dengan teknologi-teknologi baru di masa mendatang,\"Kalau nantinya dalam pengembangan lebih lanjut kita pakai teknologi yang lain, teknologi yang terpasang itu masih terbuka untuk diintegrasikan. Kita tidak mau itu lock atau terkunci dengan satu jenis teknologi,\" tegasnya
Sayangnya Bambang belum memastikan berapa investasi yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini. Dia hanya yakin bahwa pelaksanaanya akan lebih cepat jika dibiayai oleh pihak swasta,\"Kalau dari swasta kan lebih cepat pembiayaannya. Tapi ada beberapa porsi yang harus dipikul oleh pemerintah. Berapa porsinya nanti akan dibicarakan kalau sudah clear semua,\" jelasnya
(wir)