Rabu, 24 April 2013 , 21:53:00
KENAIKAN DI TUNDA - Pekerja menata dan merapikan deretan tabung gas elpiji 12 Kilo gram di salah satu agen di Jalan Waringin Kurung, tepatnya di daerah Serdang, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten. PT Pertamina (Persero) menunda kenaikan harga elpiji nonsubsidi 12 kg antara Rp 12.000 - Rp 20.000 per tabung yang sebelumnya dijadwalkan berlaku mulai Senin (22/4) pukul 00.00 WIB.FOTO : DONI KURNIAWAN/BANTEN RAYA/JPNN
JAKARTA - Meski pemerintah belum resmi menaikkan harga gas 12 kilogram, namun di tingkat distributor mulai bermain. Gas 12 kilogram yang tadinya di kisaran Rp 75 ribu kini naik menjadi Rp 80 ribu.
Haji Abu, pedagang gas tiga kilogram dan 12 kilogram mengeluhkan tingkah distributor yang seenaknya menaikkan harga. Padahal pemerintah belum menetapkan kapan pemberlakuan kenaikan harga.
\"Pemerintah baru ancar-ancar menaikkan harga gas, tapi distributor sudah naikin. Jadinya saya terpaksa menaikkan harga gas juga,\" kata Haji Abu, pedagang gas eceran di Kawasan Cinere, Jakarta, Rabu (24/4).
Laki-laki berperawakan pendek gemuk ini turut menyesalkan wacana kenaikan harga yang berkembang di lapangan. Sebab distributor memanfaatkan berita rencana kenaikan ini.
\"Namanya distributor kalau sudah dengar mau ada kenaikan harga, barangnya pasti ditahan biar dapat untung banyak,\" sergahnya.
Kenaikan harga sepihak ini membuat para ibu rumah tangga kesal. Pasalnya, kepastian kenaikan gas belum jelas tapi harga di lapangan sudah naik.
\"Kok sudah naik, kan belum tentu naik. Kalau misalnya tidak jadi naik, apa mau pedagangnya menurunkan harga lagi,\" ketus Fitri, perempuan beranak tiga ini.
Dari pantauan JPNN, di beberapa tempat penjualan gas 12 kilo, memang mengalami kelangkaan. Para pedagang beralasan, belum mendapatkan suplai dari distributor.
(Esy/jpnn)