Jurang Ekonomi Membuat Kesejahteraan Sulit Terwujud

Senin 29-04-2013,00:00 WIB

JAMBI - Pesatnya pertumbuhan ekonomi dalam satu dekade ini telah membawa Indonesia masuk 15 besar dunia dalam hal volume ekonomi. Investasi kita tumbuh dengan pesat, yang makin membuka banyak lapangan kerja bagi masyarakat.

Hanya saja kondisi ini telah melahirkan kesenjangan ekonomi yang tajam dimasyarakat. Kekhawatiran ini diungkapkan calon Anggota DPR RI dari Gerindra Ir H A R Sutan Adil Hendra, MM.

“Di Provinsi Jambi pertumbuhan ekonomi justru melahirkan kesenjangan, pesatnya investasi tidak sebanding dengan peningkatan upah regional buruh. Bahkan peningkatan harga komoditi perkebunan yang dirasakan petani tak berarti dengan tingginya inflasi,” katanya.

Ini diakibatkan karena regulasi investasi hanya melihat dari kepentingan pemodal dan tidak melihat dari aspek kesejahteraan masyarakat local. Ia menambahkan, selama kesenjangan ekonomi masih dominan, kesejahteraan rakyat tak akan pernah terwujud.

Contohnya, pertumbuhan ekonomi yang dibanggakan pemerintah hanya sukses membentuk pekerja kelas menengah. Sedangkan pekerja kelas menengah tersebut jumlahnya hanya 17 juta dari 93 angkatan kerja kita, artinya apa ada 60 juta tenaga kerja kita yang berada di bawah garis kesejahteraan. Kelompok inilah yang masih hidup dengan standar upah yang kecil.

“Di Jambi ini saja UMP kita masih Rp 1,3 juta perbulan, dengan inflasi yang hampir 7 persen. Upah sebesar itu tidak mencukupi, artinya mereka jauh dari sejahtera, semestinya program pemerataan dan peningkatan pendapatan harus di perhitungkan dalam regulasi investasi,” tuturnya.

Sikap Ketua DPD Gerindra Jambi ini merupakan gambaran dari komitmen Prabowo Subianto untuk mengedepankan kepentingan kaum pekerja dalam struktur ekonomi nasional. Politik ekonomi Gerindra mengedepan pemerataan kesejahteraan dan kita menentang praktek ekonomi neolib. Yang mendahulukan kepentingan pemodal diatas kepentingan masyarakat dan lingkungan secara berkeadilan.

(cas/adv)

Tags :
Kategori :

Terkait