JAKARTA-Menurunnya harga emas rupanya malah membawa berkah bagi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pasalnya, situasi tersebut justru meningkatkan kinerja perusahaan pertambangan yang memperdagangkan komoditas logam berharga itu. Hal tersebut diungkapkan dalam laporan kinerja kuartal pertama tahun 2013.
Direktur Utama PT Antam Tato Miraza mengatakan, PT Antam mencetak penjualan bersih senilai Rp 3,34 triliun pada kuartal pertama 2013. Angka tersebut naik 35,5 persen dari dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,46 triliun. Capaian tersebut membuat laba bersih kuartal pertama PT Antam mencapai Rp 462 miliar. Lebih tinggi 22 persen dibanding periode sama tahun lalu senilai Rp 379 miliar.
Kenaikan laba ini disebabkan volume penjualan emas dan bijih nikel yang melonjak. Terutama emas. Volume penjualan emas kuartal pertama naik 63 persen menjadi 2.909 Kg. Dengan kenaikan itu, penjualan emas kami pun meningkat 71 persen Rp 1,55 triliun. Itu menyerap 46,5 persen dari total penjualan bersih PT Antam,\" ungkapnya pada paparan publik Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) di Jakarta, kemarin (30/4).
Dia menambahkan, total penjualan komoditas emas Antam selama periode tersebut murni disalurkan ke pasar domestic. Itu menandakan permintaan emas konsumen domestik masih tetap kuat. \"Kami juga mencatat laba dari entitas asosiasi dan pengendalian bersama sebesar Rp158,6 miliar,\" imbuhnya.
Karena itu, dia menegaskan bahwa kondisi finansial Antam tak terpengaruh terhadap penurunan harga emas. Dia mencontohkan, jumlah kas yang mencapai Rp 3,6 triliun per Maret 2013. \"Tak hanya itu, rasio lancar perusahaan kami (perbandingan antara perbandingan aset jangka pendek dan kewajiban jangka pendek, Red) sudah mencapai sebesar 261 persen. Sedangkan, interest bearing debt to equity ratio hanya sebesar 35 persen,\" tuturnya.
\" Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Antam periode sebelumnya Alwinsyah Lubis menerangkan tentang kinerja 2012. Dalam paparan tersebut, PT Antam memberikan dividen dengan nilai total Rp 448,97 miliar. Jumlah tersebut hanya 15 persen dari total laba bersih 2012 sebesar Rp 2,99 triliun. \"Kami sengaja mempertahankan 85 persen laba bersih untuk dijadikan modal. Supaya kinerja perusahaan terus maju ke depan,\" ujarnya.
Dia menerangkan, pendapatan perseroan yang meningkat tipis dibanding tahun sebelumnya. Hanya 0,9 persen lebih tinggi daripada 100 miliar dari capaian 2011 \"senilai Rp 10,35 triliun. \"Beban pokok juga mengalami peningkatan menjadi Rp 8,43 triliun. Tapi, total aset perusahaan mencapai baik Rp 4 triliun jadi Rp 19,71 triliun. Laba juga naik 55,25 persen dari Rp 1,93 triliun tahun 2011,\" ujarnya.
(bil/dos)