MAKASSAR --Unjuk rasa di simpang Jalan Boulevard-Jalan Adhyaksa Baru anarkis. Lima pengunjuk rasa membakar motor seorang polisi yang dikendarai Brigpol Rais. Rais melintas di depan demonstran menggunakan sepeda motor milik rekannya, Aiptu Subir untuk memastikan unjuk rasa tidak memacetkan arus lalu lintas. Kelima pelaku langsung mencegatnya dan melayangkan pukulan ke arah polisi.
Pengunjuk rasa yang terlibat pembakaran motor milik polisi yakni Dilla, Ahmad Fahruddin, Fadli, Septiandi, dan Abdul Darmanto. Aksi anarkis ini bermula dari unjuk rasa di lokasi yang sama. Puluhan mahasiswa berdemonstrasi Hari Pendidikan Nasional merusak taksi yang memaksa melintas saat mereka menutup jalan. Taksi bernomor polisi DD 1904 OT yang dikemudikan Agus Rahmadani penyok setelah ditendang dan dipukuli dengan bambu. Polisi kemudian mengejar demonstran dan menangkap empat perempuan yang ikut berdemo. Keempatnya bernama Dian Sabarina, 22, Citra, 21, Stevany, 20, dan Asri Wulandari, 22.
Kapolsekta Panakukang, Kompol Agung Kanigoro mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap keempat orang. \"Masih cari tahu perusak mobil taksi itu,\" jelas dia.
Unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sulsel, kemarin, juga berakhir bentrok. Demonstrasi mahasiswa memperingati Hardiknas berubah menjadi ajang lempar batu antara mahasiswa dan polisi yang membuat arus lalu lintas macet total. Aksi semakin tak terkendali setelah demonstran melemparkan bom molotov ke arah polisi. Aparat memukul mundur demonstran yang menolak negosiasi. Massa bahkan melempari kantor gubernur dengan bom molotov.
Lemparan batu dan tembakan gas air mata guna menjadi tontonan warga yang ada di lokasi. Polisi yang bersiaga 165 personel dan ditambah 200 personel dari Satuan Brimob dan Samapta Polda. Polisi menahan enam orang yang nyaris menjadi bulan-bulanan warga, karena dianggap provokator.
(eka-mo6-m03/rif)