JAKARTA - Hari pertama ujian nasional (UN) SD kemarin (6/5) tidak seriuh UN SMP maupun SMA beberapa waktu lalu. Hasil pantau di sejumlah daerah, UN berjalan serentak dan lancar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghimbau ujian tulis masuk SMP dihapus, cukup dengan nilai UN dan rapor.
Himbauan penghapusan ujian tulis di SMP, khususnya SMP negeri, itu disampaikan langsung Mendikbud Mohammad Nuh. \"Sekarang yang PTN saja menghapus ujian tulis sebagai saringan masuk nasional. Harusnya SMP juga begitu, cukup dari rapor dan nilai UN SD,\" katanya usai sidak di SD Bhakti, Jakarta kemarin.
Nuh mengatakan tidak tepat jika siswa SD yang baru saja berjibaku mengerjakan UN dihadapkan lagi dengan ujian tulis masuk SMP. \"Betapa ribetnya kalau harus dua kali ujian tulis. Sudah tidak perlu ujian tulis lagi di SMP,\" papar menteri asal Surabaya itu. Nuh mengatakan upaya kongkrit untuk menghentikan ujian tulis di SMP akan segera tertuang dalam surat resmi. Dia mengatakan sedang menggodok secara birokrasi, untuk aturan baru ini.
Mantan rektor ITS itu juga menegaskan posisi UN SD. Dia menegaskan jika UN SD itu tidak bertentangan dengan program wajib belajar. Nuh mengatakan jika prinsip UN SD itu sama dengan UN SMP dan SMA. Yakni ada peluang lulus atau tidak lulus.
\"Yang wajib itu kan belajarnya. Jika ada yang tidak lulus, kan tetap wajib belajar (di SD lagi, red),\" paparnya. Namun Nuh meminta siswa tidak perlu risau menghadapi UN SD. Sebab standar kelulusan ditetapkan oleh masing-masing sekolah. Nuh mengatakan jika UN SD ini dianggap saja sebagai ujian latihan menghadapi ujian-ujian akhir di jenjang pendidikan berikutnya.
Standar kelulusan masing-masing sekolah juga diterapkan di Provinsi DKI Jakarta. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, rata-rata standar kelulusan UN SD di seluruh DKI Jakarta adalah 5,5. \"Tetapi ada juga yang menetapkan standar kelulusan 4,\" papar dia saat mendampingi Nuh.
Taufik mengatakan jika naskah UN di wilayah DKI Jakarta sudah sampai di rayon-rayon Sabtu lalu. Sehingga kemarin naskah sudah siap dibawa oleh masing-masing panitia UN tingkat sekolah atau satuan pendidikan.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Musliar Kasim juga tidak ketinggalan melihat langsung persiapan UN SD. Dia kebagian memantau di SDN 01 Menteng, sekolahnya Presiden Barack Obama dulu. Mantan rektor Universitas Andalas, Padang itu lebih menjelaskan urusan teknis UN SD. \"UN SD ini memang mendapatkan perhatian lebih. Jangan sampai kejadian buruk di UN SMP atau SMA terulang,\" paparnya.
Musliar mengatakan pengecekan percetakan naskah ujian oleh petugas dari pemprov berjalan berkali-kali, tujuannya supaya proses ini tuntas tepat waktu. Selain itu Musliar mengatakan lembar jawaban komputer (LJK) menggunakan kertas 100 gram, sehingga siswa tidak perlu khawatir kertas LJK mudah rusak.
Musliar juga mengomentari potensi kelulusan siswa. \"Saya yakin tingkat kelulusan UN SD dan sederajat ini mencapai 100 persen,\" tandanya. Alasannya adalah, standar nilai kelulusan UN SD dan sederajat ditetapkan oleh masing-masing sekolah. Dengan kondisi ini, Musliar mengatakan kecil kemungkinannya ada siswa tidak lulus UN.
(wan/mia)