Devika dengan Bra Penampung ASI, Hibar Bikin Sepatu Anti Pelecehan

Selasa 14-05-2013,00:00 WIB

 Setelah rangkaian bra spesial tersebut jadi, Devika langsung mempraktikkannya. Kebetulan, saat itu sang ibu masih menyusui si adik. \"Syukurlah, ASI mengalir ke dalam kantong aluminium foil dengan lancar,\" paparnya.

 \"Yang menggembirakan lagi, adik tetap lahap meminum ASI ibu yang sudah ditampung di aluminium foil,\" tambahnya.

 Karya itu sebelumnya diikutkan dalam kontes National Young Inventor Award (NYIA) oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2012. Kala itu, Devika mendapat medali emas, menyingkirkan 25 karya inovasi lainnya.

 Dari capaian tingkat nasional itu, karya Devika langsung diikutkan dalam kontes inovasi pemuda tingkat internasional di Kuala Lumpur akhir pekan lalu. Sayangnya, dalam event tersebut, karya Devika \"hanya\" mendapat medali perak. \"Saya sedikit kecewa. Tetapi, ini sudah capaian luar biasa,\" tegasnya.

 Selain medali perak, karya Devika mendapat penghargaan khusus dari delegasi Vietnam. Bra karya Devika memperoleh apresiasi dari peserta Vietnam sebagai Special Award Best Inventor.

 \"Delegasi dari Vietnam menyatakan, saya kok bisa sampai berpikiran memodifikasi bra untuk menampung ASI,\" katanya.

 Inovator lain yang menggoyang Kuala Lumpur adalah Hibar Syahrul Gafur. Anak pasangan Kopral Kepala (Kopka) Jamaludin dan Sri Hendrayanti itu menciptakan sepatu spesial khusus perempuan. Yakni, sepatu yang bisa digunakan untuk menangkal kejahatan seksual.

 \"Karya ini muncul karena banyaknya kasus kekerasan seksual kepada perempuan yang sering saya lihat di TV,\" tutur siswa SMP Negeri 1 Bogor itu.

 Hibar menjelaskan, sepatu yang dia ciptakan pada Agustus 2012 tersebut mampu mengalirkan listrik. Jika ada pria iseng, tinggal tendang saja, pria itu bisa terkena setrum listrik dari sepatu.

 Setrum dalam sepatu itu berkekuatan 450 volt dan dihasilkan dari baterai kotak berukuran 9 volt. Baterai itu tersimpan rapi di bagian bawah sepatu. \"Saya sempat berkonsultasi ke ahli pembuat sepatu supaya bisa menempatkan baterai,\" kata remaja kelahiran Bogor, 26 Desember 1998, itu.

 Menurut Hibar, aliran listrik yang dihasilkan sepatu tersebut bisa membuat orang lemas. Syaratnya, sepatu itu harus menempel beberapa saat ke tubuh orang yang bermaksud jahat tersebut. Kalau hanya sebentar, rasanya seperti tersengat listrik raket nyamuk.

 Sehari-hari Hibar memang suka mengutak-atik listrik. Dia sering membuat rangkaian-rangkaian listrik untuk memuaskan rasa penasarannya.

 Pada awal eksperimen, Hibar menemukan sejumlah masalah. Di antaranya, ketika sepatu itu digunakan waktu hujan. Bisa-bisa aliran listriknya menyengat pemakainya.

 \"Akhirnya, berkat bimbingan guru dan teman-teman, saya bisa mengatasi. Yakni, menggunakan pembatas yang tidak menghantarkan listrik,\" tuturnya.

 Ibu Hibar, Hendrayanti, menyatakan sangat bangga atas prestasi putranya. \"Namun, saya ingatkan Hibar, jangan pernah puas karena ilmu tidak ada batasnya,\" ungkapnya.

 Hendrayanti berharap Hibar bisa menjadi orang yang berguna bagi masyarakat luas. \"Mudah-mudahan ada perusahaan yang mau memproduksi sepatu anak saya, sehingga karya Hibar benar-benar bermanfaat,\" tegas Hendrayanti.

Tags :
Kategori :

Terkait