Ruhut: Kodok Tertawa Jokowi Nyapres

Selasa 21-05-2013,00:00 WIB

JAKARTA  -  Politikus senior Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyebut kodok akan tertawa kalau sampai Joko Widodo maju pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang. Karena Jokowi belum setahun menjadi gubernur DKI Jakarta. Apalagi, dalam setahun ini, belum ada janji-janji mantan Walikota Solo itu yang terpenuhi. 

\"Kodok akan ketawa. Belum setahun mau calon presiden, apa nggak sakit itu. Jadi para penggembira dan pendukung Jokowi sudah mulai stres,\" ujar Ruhut Sitompul kepada Rakyat Merdeka Online  (JNN) kemarin  (Senin, 20/5).
Ruhut mengingatkan, dalam hampir setahun menjadi memimpin Ibukota, Jokowi gagal. Sebanyak 16 Rumah Sakit menarik diri dari program Kartu Jakarta Sehat (KJS), Jakarta semakin macet, masalah banjir belum teratasi, begitu juga dengan penggusuran warga waduk Pluit. 
\"Jadi semua tidak ada planinng, hanya pencitraan. Yang kayak gitu mau jadi Presiden. Ini mau memimpin Indonesia bos,\" tegas Ruhut, yang juga anggota Komisi III DPR ini.
Menurut Ruhut, apa yang dilakukan Jokowi selama ini hanya pencitraan. Tapi tak pernah dikritik. Berbeda dengan SBY, yang kerap dituding melakukan pencitraan.
\"Apa Jokowi selama ini tidak pencitraan semua. Nggak satu pun janji dia, sudah mau setahun ini, yang sudah dipenuhi. Hanya blusukan, turun ketemu rakyat. Gubernur itu bukan hanya itu. Duduk di belakang meja, kerjain strategi jangka pendek, jangka panjang, lakukan,\" ungkap Ruhut. 

Joko Widodo (Jokowi) adalah calon Presiden RI yang sangat potensial. Partai Gerindra merasa sudah melaksanakan harapan rakyat dengan mencalonkan Jokowi dan Basuki Purnama (Ahok) pada Pilgub DKI tahun lalu karena mereka diyakini bisa melakukan perubahan di DKI yang akan menginspirasi perubahan di daerah lain. 
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Martin Hutabarat, yakin pula kalau kader PDI Perjuangan itu bisa mempertahankan kinerjanya sebagai Gubernur DKI 3-4 tahun ke depan seperti sekarang ini, tak ada keraguan bagi rakyat untuk memilihnya menjadi Presiden RI.
\"Namun, disadari juga keberhasilan Jokowi menjadi Presiden yang akan datang sangat ditentukan waktu yang tepat kapan Jokowi akan dicalonkan,\" tambah Martin, Minggu (19/5).
Menurut Martin, kalau waktu pencalonan Jokowi tidak tepat, akan merugikan Jokowi sendiri. Sebab, memimpin Indonesia tidak sesederhana memimpin Jakarta. Indonesia sangat besar, sangat luas dan sangat majemuk. Diperlukan kepemimpinan yang kuat, arif dan tegas.
\"Negara-negara di Timur Tengah yang luasnya tidak sebesar Indonesia sudah terdiri 28 negara. Padalah budaya, bahasa, makanan dan agamanya hampir sama. Apalagi negara kita yang sangat majemuk ini, harus dipimpin oleh pemimpin yang kuat dan mengenal Indonesia dari Sabang sampai Merauke,\" ucapnya.
Karena itu, lanjut Martin, Jokowi sebaiknya menggunakan masa jabatannya yang 4,5 tahun ke depan ini untuk berhasil memimpin Jakarta, dan sekaligus belajar lebih memahami Indonesia yang sangat plural ini.
\"Gerindra berencana akan mencalonkan Jokowi pada Pilpres  2019, sesudah berhasil menjadi Gubernur DKI menggantikan Prabowo Subianto yang akan jadi capres Gerindra pada 2014 nanti,\" tegasnya.

[zul]

Tags :
Kategori :

Terkait