Pasar Ekspor Batu Bara RI Terancam

Senin 03-06-2013,00:00 WIB

JAKARTA - Pasar ekspor batu bara Indonesia terancam berkurang. Gara-garanya, sejumlah negara kini mulai menolak batu bara kualitas rendah. Salah satunya Tiongkok yang berencana melarang impor low rank coal tersebut.

            Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Thamrin Sihite mengatakan, rencana Tiongkok memblokir impor batu bara kualitas rendah tak bakal menghambat pertumbuhan penjualan. Justru hal tersebut bakal memberikan kesempatan pasar domestik untuk menyerap lebih banyak produk batu bara.

       \"Kami akan dorong supaya dimanfaatkan di dalam negeri. Misalnya untuk penambahan pembangkit listrik di Indonesia. Sekarang kan sedang banyak PLTU yang dibangun. Jadi batu bara yang seharusnya diekspor bisa untuk pasokan mereka,\" jelasnya di Jakarta Sabtu (1/6).

            Pihaknya bahkan bakal membuat kebijakan untuk melarang ekspor batu bara kualitas rendah. Kebijakan yang direncanakan berlaku pada 2014 itu dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi ekspor batu bara Indonesia yang selama ini masih belum maksimal. \"Nanti perusahaan diwajibkan meningkatkan kualitas batu baranya sebelum diekspor,\" ujarnya.

       Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) Supriatna Suhala sependapat dengan pemerintah. Menurut dia, kebijakan yang bakal diterapkan Tiongkok tersebut bukan masalah berarti. \"Memang larangan impor low rank coal itu akan berpengaruh pada harga batu bara dunia. Tapi saat ini sudah banyak negara yang menjadi alternatif untuk mengekspor batu bara,\" ungkapnya.

            Karena itu, dia mengimbau pengusaha menghilangkan kekhawatiran berlebih menghadapi wacana tersebut. Sebab meski pasar Tiongkok berpotensi hilang, kebutuhan batu bara kualitas rendah di negara seperti Sudan, Sri Langka, atau Turki terus tumbuh. \"Pengusaha harus waspada. Saat ini banyak trader yang mencoba memanfaatkan kesempatan ini. Mereka berusaha menekan harga jual dari pengusaha nasional,\" tambahnya.

       Sebelumnya, Tiongkok mempertimbangkan larangan impor batu bara dengan nilai kalori di bawah 4.500 kkal per kilogram NAR (net as received) dengan kandungan abu kurang dari 25 persen dan sulfur di bawah 1 persen. Wacana itu seiring isu pencemaran lingkungan yang ditimbulkan karena penggunaan low rank coal.

(bil/oki)

Tags :
Kategori :

Terkait