JAMBI - Tingginya kebutuhan sembako jelang Ramadhan dan Idul Fitri sering dimanfaatkan sebagian orang menimbun barang dagangan kebutuhan masyarakat. Fenomena ini berdampak lonjakan harga dan laju inflasi perdagangan yang cukup tinggi. Masyarakat diminta waspada dan mampu mengatur pola konsumsi rumah tangga masing-masing.
Demikian dikatakan Anggota DPRD Provinsi Jambi, Drs AR Syahbandar. Politisi Partai Gerindra ini mengingatkan, belanja kebutuhan pokok masyarakat mencapai 200 persen pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Antusias masyarakat berbelanja kerap dimanfaatkan sebagian pedagang untuk menimbun barang dan menaikkan harga jual.
“Karenanya perlu diwaspadai ulah menimbun barang untuk meraup keuntungan pribadi. Disini peran Pemerintah melalui Disperindag sangat dibutuhkan. Memantau pergerakan harga barang dan jasa,” ujar Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jambi ini.
Saat ini beberapa harga barang telah melonjak tajam. Meski harga melonjak tajam, masyarakat terbiasa memeriahkan bulan puasa dengan aneka hidangan hingga kebutuhan sandang dan papan.
“Sudah lazim bahwa jelang hari besar keagamaan, terjadi lonjakan inflasi yang menyebabkan nilai tukar rupiah menurun terhadap harga barang dan jasa,” sambung Syahbandar.
Pada Bulan Mei, inflasi Kota Jambi mencapai 1,33 persen. Diperkirakan beberapa waktu mendatang, terjadi kenaikan laju inflasi sesuai tingkat kebutuhan masyarakat. Karena telah menjadi komitmen Gerindra yang dikomandoi Ketua DPD Gerindra Jambi, Ir H Sutan Adil Hendra MM untuk melakukan perlindungan konsumen, petani dan nelayan. Mengingat kenaikan harga barang dan jasa akan berdampak pada semua lini dan struktur ekonomi masyarakat.
Ketua Fraksi Gerakan Keadilan ini menyarankan, pemerintah bergandengan tangan dengan swasta dan lembaga perekonomian mikro mampu melakukan stabilisasi harga. Salah satunya dengan menggelar pasar murah sembako. Terobosan ini dinilai sangat penting untuk meringankan beban masyarakat.
(cas/adv)