Dianggap Hibah, Banyak KUR Macet

Senin 15-07-2013,00:00 WIB

        SURABAYA - Kredit Usaha Rakyat (KUR) bisa menjadi hambatan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) untuk meraih kinerja moncer. Penyebabnya, pinjaman macet dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) masih sangat tinggi.

        Dirut Bank Jatim Hadi Sukrianto mengatakan, masyarakat saat ini masih mempersepsikan KUR sebagai dana hibah. Hal itu membuat debitur tidak serius dalam mengembalikan kredit. \"Apalagi, 70 persen kredit ditanggung oleh penjamin (Jamkrido dan Askrido),\" ujarnya dalam Investor Day Bank Jatim akhir pekan lalu. Perhelatan itu juga dihadiri Gubernur Jatim Soekarwo, Dirut Mandiri Sekuritas Abiprayadi Riyanto, dan Dirut Bahana Securities Eko Yuliantoro.

       Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) KUR Bank Jatim lebih 10 persen. Nilainya mencapai Rp 200 miliar. Outstanding KUR di bank milik Pemprov Jatim itu mencapai Rp 1,4 triliun. Hal itu membuat total NPL emiten berkode BJTM mencapai 3,24 persen per Mei 2013. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu rasio kredit macet hanya 1,93 persen.

                \"Sekarang, kita meminta pihak Askrido atau Jamkrido segera mencairkan klaim kredit macet. Saat ini, jatah Bank Jatim hanya Rp 10 miliar per bulan,\" paparnya.

Selain itu, tahun ini Bank Jatim tidak lagi agresif menyalurkan KUR. Target mereka hanya Rp 750 juta. Padahal, realisasi tahun lalu mencapai Rp 1,5 miliar. Penyerapan di 2013 juga lambat. Sampai akhir Juni, penyalurannya hanya Rp 250 juta. \"Kita lebih selektif dalam penyaluran. Penjaminan pribadi untuk debitur naik dari 30 persen menjadi 60 persen. Ini untuk mengubah image KUR bukan hibah,\" jelasnya.

       Merujuk data laporan keuangan BJTM per Mei 2013, total kredit mencapai Rp 19,89 triliun atau naik 13,15 persen (year on year/yoy). Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp 34,28 triliun atau tumbuh 15,35 persen. Sementara, rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (LDR) mencapai 71,34 persen. Jumlah itu tumbuh tipis 0,36 persen jika dibandingkan Mei tahun lalu. \"Kecilnya LDR masih karena banyak kredit yang belum terserap. Khususnya, sektor infrastruktur. Totalnya mencapai Rp 2 triliun,\" jelasnya.

       Bank Jatim optimistis target LDR tahun ini sebesar 80 persen bakal tercapai. Apalagi, perseroan berencana membentuk unit mikro pada semester kedua ini. \"Jumlah pengusaha UMKM di Jatim mencapai 6,8 juta. Itu potensi yang besar, meskipun sudah banyak bank umum yang telah membuka unit mikro,\" katanya.

(dio/sof)

               

Tags :
Kategori :

Terkait