Oleh ; Drs. MAHMUD SAMAN
Pada sabtu, 6 juli 2013 hasil rekapitulasi KPUD Kota Jambi menyatakan Kandidat No. 3 SY Fasha – Abdullah Sani unggul -memenangkan Pilwako 29 Juni 2013.
Memang sangat menggembirakan tidak terjadi gejolak yang berarti. Pleno KPUD berhasil menentukan kandidat yang unggul dan tidak ada demo demo-an . Paling mengesankan lagi - enam hari kemudian ( rabu 12 Juli 2013 )- SUM-MAULANA ( Kandidat No. 2) mengucapkan selamat atas kemenangan FASHA-ABDULLAH SANI. Paten ...ah...
Yang Menang, Yang Kalah dan Yang Warga Kota Jambi.
Fasha –Abdullah Sani unggul , cuma bukan unggul suara dominan ( diatas 50 %) apalagi mutlak ( diatas 70 %) . Selisih suara FAS dari rival beratnya ( Sum Indra Maulana ) hanya beberapa persen saja, kira kira setara dengan jumlah suara tiga ribuan . Fasha Abdullah Sani , tetap dianggap menang secara sah . Kemudian, jelang satu minggu dari pengumuman KPUD datang pula pengakuan dari Sum Indra- Maulana dan sudah tersiar pula di sintaro Kota Jambi .
Kepada Yang Menang
Fasya –Abdullah Sani dinyatakan unggul/menang. Sesungguhnya, kalau mau jujur, tantangan FAS kedepan lebih berat dibanding tantangan Simpatik. Kenapa ? . Lima tahun kedepan FAS harus/wajib menepati janji janji -baik janji secara tidak langsung maupun secara terang terangan - selama berkampanye. Hal yang sama tidak berlaku bagi Simpatik ( Sum Indra –Maulana )
Kedepan FAS harus konsisten menunjukkan komitmentnya bagi pembangunan masarakat dan kota Jambi. Selain dari meng-kongkritkan program yang sudah dirancang, diharapkan pula semua program pada ahirnya berujung pada kesejahteraan rakyat Kota Jambi. Ini bukanlah perkara mudah. Bilamana FASHA “mengabaikan” apa yang menjadi “niat-an”nya semula , apalagi sampai menjadi “dalang” koruptor atau meng-aniaya warga Kota Jambi , barangkali warga kota Jambi tidak segan segan mengambil tindakan. “Raja adil Raja disembah, Raja zalim raja disanggah”, demikian ungkapan nurani rakyat dalam budaya Melayu kita. Tolong kontemplasi statemen filsafat politik melayu ini .
Vonis paling ringan yang sangat mungkin dijatuhkan oleh warga kota Jambi bilamana FASHA macam macam adalah “tidak lagi rela” memilih Fasya pada pemilihan (2018) mendatang. Sebaliknya, bilamana FASHA benar benar konsisten dengan janji janinya -setidaknya menunjukkan kesungguhan mengkongkritkan niatnya - maka tidak mustahil pada peilwako 2018 ( bila Fasha ikut ) tentu akan mengulang sukses kembali.
(Dapat kita pastikan bahwa yang sedang berkuasa/incumbent akan ikut lagi untuk pemilihan berikutnya, sekalipun diprediksi akan kalah sekalipun. Untuk Jambi sendiri contohnya sudah banyak)
Untuk Yang Kalah
Bagi Sum Indra – Maulana serta loyalisnya tentu masih terbuka lebar kesempatan untuk bertarung kembali dipriode mendatang, apalagi Sum Indra masih energik - dan hampir semua persaratan yang diperlukan untuk pemilihan berikutnya sangat “mumpuni”.
Penulis bayangkan, alangkah baiknya, bilaman Sum Indra tetap komunikatif dan memberikan masukan terbaik bagi Walikota terpilih untuk membangun Kota Jambi 5 tahun ke depan. Dan, lebih ideal lagi melakukan kerja kerja sosial dalam membangun masarakat Kota Jambi “dengan atau tanpa” pemkot sekalipun. Tidak perlu ada kehawatiran bagi Sum Indra memperoleh su-uzhon dari masarakat kota Jambi tentang apa yang dilakukan dalam kerja kerja sosial tersebut nantinya , apalagi dikait-kaitkan dengan KPK. Kenapa?, karena, kegiatan aksi sosial yang dilakukan dengan swadana dan swadaya ( bukan uang rakyat)
Banyak sisi kehidupan masarakat kota jambi yang bisa dan mampu digarap oleh Sum Indra dan Timnya(loyalis). Banyak pula pengetahuan/pengalaman Sum Indra selama 5 tahun sebagai wakil walikota dapat dimanfaatkan untuk menunjang program program sosial kedepan bagi masarakat kota Jambi untuk tahun tahun mendatang secara aman dan meyakinkan.
Untuk Warga Kota jambi.