Antara Prestasi dan Prestise
Banyak argumentasi bersifat sentimen politik yang penulis temui di lapangan, ketika dihadapkan kepada politik dan pembangunan yang sedang dijalankan oleh HBA dan perangkat kerja pembantunya. Dari semua informasi itu, penulis menangkap adanya kepuasan tersendiri dari berbagai kalangan terhadap laju pertumbuhan dan pembangunan Jambi selama dipimpin oleh HBA. Terlepas statement itu, bagian dari realitas politik atau pun juga sebatas obrolan santai di rumah makan yang jelas masyarakat mengakui laju pertumbuhan pembangunan Jambi.
Hemat penulis, dalam pembangunan dan membangunan peradaban suatu pemerintahan dibutuhkan sebuah orientasi pembangunan yang jelas, kebijakan politik dan kebijakan publik yang tepat sasaran. Artinya, dibutuhkan sebuah road map dan atau juga blue print pembangunan jangka panjang, agar pembangunan berjalan terus, meningkat, berkelanjutan dan tidak jalan ditempat dengan terbatas oleh jangka waktu kekuasaan dan politik yang dimiliki.
Dengan dasar argumentasi yang demikian, jika kita melihat kebijakan pembangunan yang sedang dijalankan oleh Pemerintah Propinsi Jambi, sangat laik kita apresiasi pembangunan Jambi jika melihat standar dan orientasi pembangunan sebagaimana diakui oleh Kuntoro Mangkusubroto selaku anggota UKP4 yang menjadikan model RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Jambi (2011 – 2031) sebagai acuan RTRW di Provinsi lain di Indonesia.
Akan tetapi dalam melihat kinerja sebuah pemerintahan, akan ada perspektif yang berbeda yang menjadi alat ukur akan keberhasilan pemerintahan tersebut. Perspektif yang berbeda, argumentasi yang berbeda menjadikan wawasan politik pembangunan pun menjadi beragam wacana. Sehingga kelemahan dan kekurangan dalam pembangunan bukan menjadi kemustahilan akan tetapi bagian dari keniscayaan.
Oleh karena itu, Visi Pembangunan Jambi Emas menuju keberhasilan yang argumentatif juga didasarkan atas angka-angka statistik akan lebih mampu terarah dan menjadi blue print pembangunan jangka panjang dan bisa diteruskan oleh generasi politik pasca HBA nantinya dengan menggunakan pendekatan-pendekatan pembangunan dan manajemen pembangunan yang lebih jelas dan terarah.
Jambi Emas Perspektif Teori Pembangunan
Dalam pembangunan, para ekonom Konvensional telah menawarkan berbagai macam teori pembangunan dengan berbagai pendekatan pula. Pendekatan pembangunan mulai yang diwarnai oleh pendekatan ekonomi --sejak dedengkot pemikir klasik seperti Adam Smith yang mengajarkan tentang pasar dengan “invisible hand”nya, David Ricardo dengan perdagangan bebas antar negara dengan keunggulan komparatif, disusul Karl Marx dengan “ekonomi terpimpin”nya, hingga John Maynard Keyness yang mengusulkan perpaduan antara kebebasan dan pengaturan oleh pemerintah, atau yang lebih kotemporer seperti teori — maupun Tarikan Besar (Big Push) hingga Pertumbuhan Seimbang (Balanced Growth) pendekatan politik –kulturalis, yakni yang percaya bahwa kemajuan bisa diperoleh dengan injeksi nilai-nilai maju (biasanya mengacu kepada nilai di negara maju sendiri) ataupun yang strukturalis, yakni yang percaya bahwa hanya perubahan secara struktural yang bisa membuat negara berkembang menjadi maju karena yang terjadi adalah struktur yang tidak benar, bukan nilai yang tidak benar.
Akan tetapi, pendekatan manajemen hemat penulis lebih mampu mendekati permasalahan dan menemukan solusi yang bersifat win-win –pendekatan ekonomi dan politik biasanya lebih bersifat “zero sum game ”. Ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh empu manajemen, Peter F Drucker, bahwa only management and management alone that can create values and therefor economic prosperity. Alasan seperti ini telah dikemukakan sebelumnya, masyarakat modern adalah masyarakat yang telah berubah dari masyarakat paguyuban menjadi masyarakat organisasi.
Oleh karena itu, melihat prestasi kerja Jambi Emas dalam tiga tahun terakhir hemat Penulis merupakan kemampuan HBA dalam membangun pemerintahan berbasis management sebagaimana tersebut teori di atas. Hal ini mungkin didasarkan oleh pengalaman dirinya sebagai birokrat yang teleh melanglang buana.
Akhirnya, penulis mengutarakan jika Argumentasi yang penulis ungkap dalam opini ini adalah benar maka sudah selayaknya penghargaan Bintang Maha Putra Utama sebagai wujud prestasi Pembangunan HBA dengan visi Jambi Emas – nya bukan bagian dari komukasi politik yang bersifat prestise. Selain itu, argumentasi ini semua merupakan upaya penulis dalam menimbang satu masalah di Jambi secara objektif tanpa ada tendensi apapun. Sehingga bisa jadi kedepan akan ada analisa dan tesa yang kontradiktif. Wallahu A’lam....
(Suwardi, SE. Sy adalah Wakil Direktur Forum for Studies of Islamic Thought and Civilization. Mantan Wakil Direktr dan Pendiri Pondok Belajar al – Kalam Jambi. Pendiri dan Wakil Direktur Yayasan Madani Insan Sejahtera (MADAS). Anggota PELANTA (20130729))