JAMBI - Tidak terkendalinya harga pangan lokal dan membanjirnya pangan impor menimbulkan permasalahan tersendiri ditengah masyarakat khususnya tingkat petani. Ketergantungan pada satu jenis varian tanaman membuat petani tidak memiliki penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menambah jenis varian tanaman disela-sela tanaman pertanian pokok disertai diversifikasi pangan mutlak diperlukan. Utamanya menuju kemandirian pangan ditingkat petani, lokal maupun nasional.
Demikian dikatakan Anggota DPRD Provinsi Jambi, Drs AR Syahbandar, Rabu (4/9). “Hampir 60 persen petani Jambi bekerja di sektor pertanian. Namun hanya sebagian kecil yang benar-benar mampu hidup sejahtera dari hasil pertaniannya. Akibat tidak terkendalinya harga pangan dan serbuan pangan impor,” ujar Syahbandar.
Politisi Partai Gerindra ini menyatakan, beberapa strategi bidang pertanian mutlak dibutuhkan untuk mengatasi berbagai persoalan diatas. Diantaranya melakukan penganekaragaman pangan disertai kesadaran akan penerapan diversifikasi usaha tani.
“Jika diversifikasi usaha tani menjadi sektor hulu, maka banyak pihak yang akan ikut bertanggungjawab untuk menanam berbagai macam tanaman pangan,” tukas Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jambi ini.
Langkah kedua, melakukan pengembangan dan peningkatan produksi pertanian untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Baik menyangkut bibit, pupuk, dan pembasmi hama berbasis produk dalam negeri.
“Hal ketiga yang harus sebera dilakukan, gerakan penyadaran penganekaragaman pangan. Hal ini harus dilakukan sosialisasi secara bertahap, terstruktur dan berkesinambungan,” lanjut Syahbandar.
Sebagai daerah agraris yang ditopang produk pertanian utama, yaitu Kelapa Sawit dan Karet, petani Jambi memiliki banyak peluang untuk varian jenis tanaman pertanian lain. “Tentu harus didukung stakeholder pemerintah seperti Dinas Pertanian, Peternakan, Ketahanan Pangan, UMKM dan Koperasi serta pihak perbankan,” tegas Ketua Fraksi Gerakan Keadilan DPRD Provinsi Jambi ini.
Hal terakhir yang tidak dapat diabaikan, menurut Syahbandar yaitu melakukan penguatan terhadap gejolak harga bahan pertanian dan harga jual produk-produk pertanian. Ketersediaan pasar yang terjamin menjadi daya tarik tersendiri bagi petani untuk melakukan diversifikasi tanaman pangan. Apalagi, Pemerintah Provinsi Jambi telah melahirkan Peraturan Daerah tentang ketahanan pangan. “Tinggal menanti peran pemerintah daerah untuk terus menggerakkan sektor-sektor pertanian, dari hulu hingga hilirnya,” tandasnya.
(cas/adv)