Oleh : Betty Kasita Bangun, S.Pd
MENULIS teks naratif merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Fungsi komunikatif dari teks naratif adalah menghibur, untuk mendapatkan perhatian para pembaca maupun pendengar. Disamping itu juga untuk mendidik, memberitahu, menyampaikan refleksi pengarang tentang pengalamannya dan untuk mengembangkan imajinasi pembaca.
Dalam pembelajaran, menulis kerapkali dianggap sebagai kompetensi yang sulit untuk dikuasai. Hal ini dikarenakan siswa menganggap menulis itu sukar. Berdasarkan pengalaman sebagai guru bahasa Inggris, permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung dalam menulis adalah para siswa tidak mampu mengungkapkan apa yang ingin dituliskan dalam bahasa Inggris sesuai kompetensi dasar yang diharapkan. Dalam pembelajaran menulis, mereka hanya menuliskan kata-kata yang diterjemahkan dari kamus Bahasa Inggris.
Dalam wawancara terhadap siswa, mereka mengatakan cenderung tidak mengetahui apa yang akan ditulis dalam bahasa Inggris. Siswa juga tidak memiliki banyak kosa kata dan serta memahami stuktur yang digunakan pada kalimat. Hal ini berpengaruh pada kemampuan siswa dalam menulis dan dapat berdampak pada hasil akhir yang diharapkan. Seperti yang dijelaskan oleh Nana Sudjana (2009:37), bahwa keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari hasilnya dan prosesnya. Jika dibiarkan terus menerus, tidak dapat dipungkiri lagi siswa tidak akan mampu memenuhi tuntutan seperti dalam kurikulum. Untuk itu, media Gambar Acak Berseri merupakan solusi yang dapat memecahkan masalah itu.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan permasalahan yang sering dialami siswa pada saat menulis teks naratif , diantaranya: Kurang dalam kosa kata, ejaan dan tanda baca. Kesulitan dalam menulis kalimat yang terstruktur. Kesulitan dalam memilih kata yang tepat pada kalimat. Ketidaktepatan isi cerita.
Alternatif solusi yang dipilih sebagai berikut: Membiasakan siswa untuk mengidentifikasi gambar secara utuh. Mendorong siswa untuk mengekplorasi semua kosa kata, frase yang bisa diperoleh dari gambar berseri. Mengidentifikasi past tense yang tertuang pada gambar. Mendorong siswa untuk menuliskan draf kalimat berdasarkan urutan gambar. Menempatkan setiap draf sesuai langkah-langkah retorika pada teks naratif. Merevisi koherensi antar kalimat untuk membentuk sebuah teks yang padu.
Hal ini berarti telah terjadi perubahan dan siswa lebih berusaha memperbaiki diri dalam proses pembelajaran. Siswa juga merasa suasana belajar tidak terlalu kaku dan menjadi menyenangkan. Suasana belajar dalam kelas juga terasa lebih menyenangkan.
Kesimpulan, Meningkatnya pemahaman siswa dalam menuangkan ide, pikiran dan kata-kata menjadi tulisan dengan menggunakan Gambar Acak Berseri, terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Belajar dalam suasana yang menyenangkan terbukti meningkatkan keaktifan, kontribusi dan kedispilinan siswa dalam proses pembelajaran.
Faktor memahami penulisan teks ditentukan oleh bagaimana cara guru memotivasi siswa untuk menulis. Hal ini terbukti dari bagaimana guru dapat membuat kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dalam menyampaikan materi dengan penekanan siswa lebih aktif di dalam maupun di luar kelas. Meningkatnya pemahaman siswa dalam menuangkan ide, pikiran dan kata-kata menjadi tulisan dengan menggunakan Gambar Acak Berseri, terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.
Belajar dalam suasana yang menyenangkan terbukti meningkatkan keaktifan, kontribusi dan kedispilinan siswa dalam proses pembelajaran. Faktor memahami penulisan teks ditentukan oleh bagaimana cara guru memotivasi siswa untuk menulis. Hal ini terbukti dari bagaimana guru dapat membuat kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dalam menyampaikan materi dengan penekanan siswa lebih aktif di dalam maupun di luar kelas. (*)
(Penulis adalah Calon Guru Favorit Jambi Ekspres Mengajar di SMPN 9 Muaro Jambi – Kec. S. Gelam Kabupaten Muaro jambi)