JAMBI - Distribusi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Sungai Gelam terkendala. Pasalnya, dua tower untuk penyaluran listrik belum dapat dibangun. Masalahnya, karena ditolak warga yang menuntut ganti rugi.
Menurut H Tambunan, Humas PT PLN (Persero) WS2JB Area Jambi, hingga saat ini, baru 20 Mega Watt (MW) listrik yang terdistribusi dari PLTG tersebut. \"Untuk PLTG yang di Sungai Gelam sebagian sudah dioperasikan. Itu sekitar 20 MW sudah disalurkan dari keseluruhan 100 MW,\" katanya.
\"Itu kan hambatannya karena ada tower yang belum terpasang, ada 2 tower. Itu karena ada hambatan dari masyarakat soal ganti rugi pembebasan lahan. Kalau itu sudah selesai ya bisa,\" tambahnya.
Dikatakannya, berdasarkan jadwal, harusnya PLTG tersebut sudah normal beroperasional saat ini. \"Target kita, kalau berdasarkan itu (jadwal, red) seharusnya sudah selesai. Yang jelas, sekarang sudah selesai dan sudah beroperasi, tinggal 2 tower itu saja (kendalanya, red). Kan untuk penyalurannya tak bisa karena tower itu,\" ungkapnya.
Dia menegaskan, penghambat distribusi dikarenakan hal lain tak ada. \"Itu kan cuma 2 tiang saja, berapa meter lah cuma,\" ujarnya.
Disampaikannya juga dalam kesempatan itu, PLTG dan PLTD di Payo Selincah sebelumnya juga rusak. Hanya saja, saat ini kondisinya sudah diperbaiki. \"Kemarin memang rusak. Hanya saja sudah dibenarkan,\" sebutnya.
Ditanya soal pemadaman listrik di Provinsi Jambi, dia mengatakan, akan terus berlangsung sampai beberapa waktu ke depan. Pasalnya, PLTA danau singkarak dan PLTA Maninjau di Padang mengalami kendala. \"Itu debit air berkurang, makanya kita ada pemadaman karena kapasitas berkurang untuk distribusi interkoneksi ini. Sampai sekarang masih begitu, pemadaman masih dilakukan karena pengurangan kuota sampai 19 MW,\" katanya.
Ditanya sampai kapan kondisi itu bakal berlangsung, dia tak bisa memastikan. \"Kita tak tahu sampai kapan itu, kemarau kan tak bisa diprediksi,\" tegasnya.
Diterangkannya, beban puncak listrik Provinsi Jambi saat ini mencapai 160 MW. \"Sekarang dikurangi 19 MW. Makanya, kalau yang di sungai gelam sudah optimal, ya bisa teraratsi sebenarnya (pemenuhan listrik jambi, red),\" pungkasnya.
(wsn)