JAKARTA- Rotasi tujuh posisi di tingkat pimpinan fraksi dan komisi DPR yang dilakukan Partai Demokrat (PD) membawa \"korban\". Dua orang di antara tujuh figur yang terkena rotasi itu, yakni Saan Mustopa dan Gede Pasek Suardika, selama ini dikenal sebagai loyalis mantan Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum.
Surat keputusan perombakan itu ditandatangani Ketua Harian DPP PD Syarief Hasan dan Sekjen DPP PD Edhie Baskoro Yudhoyono bertanggal 17 September 2013. \"Rotasi dilakukan untuk penyegaran,\" ujar Ketua Fraksi PD Nurhayati Ali Assegaf dalam konferensi pers di ruang Fraksi PD, kompleks parlemen Jakarta, kemarin (18/9).
Nurhayati membantah rumor bahwa perombakan itu didasari alasan kehadiran beberapa anggota Fraksi PD dalam deklarasi ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) yang dikomandani Anas akhir pekan lalu. Politikus perempuan yang juga menjabat wakil ketua umum DPP PD itu menegaskan, rotasi dalam jabatan politik adalah sebuah keniscayaan demokrasi.
Dua figur yang terkena rotasi, Gede Pasek Suardika dan Saan Mustopa, masuk di antara sejumlah politikus PD yang hadir di acara deklarasi PPI. Khusus untuk Gede Pasek, yang bersangkutan bahkan bukan hanya hadir. Mantan ketua Komisi III DPR yang jabatannya baru saja dicopot itu juga menjabat Sekjen PPI. \"Sebaiknya rotasi tidak dikait-kaitkan (dengan PPI). Tapi, kalau mau mengait-ngaitkan, ya silakan saja. Itu hak orang,\" lanjut Nurhayati.
Beberapa jam sebelum mengadakan konferensi pers, Nurhayati mengungkapkan kekecewaannya yang mendalam atas keberadaan sejumlah politikus Demokrat di deklarasi ormas bentukan Anas. Menurut dia, mereka yang hadir di acara tersebut adalah anggota yang tidak loyal kepada partai dan pimpinan. Karena itu, mereka dianggap layak diberi sanksi.
Posisi Pasek di Komisi III DPR digantikan Ruhut Sitompul. Sedangkan jabatan Saan sebagai sekretaris Fraksi PD digantikan Teuku Riefky Harsya.
Selain dua loyalis Anas itu, rotasi jabatan menyentuh posisi Bendahara Fraksi Sonny Waplau yang digantikan Lucy Kurniasari. Selanjutnya, wakil ketua Komisi V DPR yang sebelumnya dijabat Mulyadi kini diduduki Michael Watimena. Lalu, Wakil Ketua Komisi VI DPR Benny K. Harman digantikan Azam Azman Natawijaya.
Posisi berikutnya adalah wakil ketua Komisi VIII DPR yang sebelumnya diisi Radityo Gambiro kini dijabat Mahrus Munir dan ketua Komisi X DPR yang sebelumnya dijabat Agus Hermanto digantikan Wayan Sugiana.
Secara terpisah, Pasek Suardika menyatakan berpikiran positif terhadap rotasi tersebut. Pertimbangannya, hal itu wajar dalam konteks anggota lembaga legislatif atas penugasan fraksi. \"Saya positive thinking. Bagi saya, tidak ada masalah. Saya akan jalani,\" kata Pasek di sela melakukan fit and proper test calon hakim agung. Dia juga mendukung Ruhut yang akan menggantikan posisinya sebagai ketua Komisi III DPR.
Namun, saat ditanya pergeserannya dikaitkan dengan keterlibatan dalam ormas bentukan Anas, Pasek menunjukkan ekspresi tidak sependapat. Dengan nada tegas, dia menyatakan tidak ada aturan yang dilanggar dengan bergabung dengan ormas tertentu. \"Kalau rotasi, saya akan ikuti. Tapi, kalau saya dilarang berorganisasi, itu melanggar HAM,\" tegasnya.
(dyn/fal/bay/c4/fat)