AS Budianto : Dalam Semua Hal,Saya Perlu Banyak Belajar

Jumat 04-10-2013,00:00 WIB

JAMBI – Dunia politik bagi Ahmad Subandi Budianto merupakan hal yang baru. Bagaimana tidak, tahun 2010 lalu dia baru bergabung dengan dunia politik.

“Saya masih awam dalam dunia politik,” ujar Ahmad Subandi Budianto saat mengisahkan karir politiknya.

Pilihannya jatuh pada Partai Demokrat karena mengagumi sosok SBY yang memberi pencerahan cakrawala berfikir. Khususnya peran strategis partai dalam memperjuangkan kepentingan orang banyak.  Apalagi di tambah sikap kenegarawanan yang ditunjukkan SBY dalam mengemban amanah rakyat.

“Hal ini yang membuat saya tidak bisa menolak untuk masuk ke jajaran Partai Demokrat dan menjabat sebagai ketua DPC Demokrat Kota Jambi,” tuturnya.

Lebih lanjut, dalam memimpin partai banyak program kerakyatan yang ia lakukan untuk mendekatkan partai kepada masyarakat. Seperti program safari Jumat, program pengobatan gratis serta berbagai program sosial lainnya. Walaupun terkadang ia merasa apa yang ia perbuat bagi partai masih jauh dari harapan masyarakat, tetapi ia terus mencoba dan belajar bagaimana cara berpolitik dengan benar.

“Saya terus belajar bagaimana menjadi seorang politisi sehingga partai yang saya pimpin bisa lebih dekat dan dicintai masyarakat kota Jambi,” ungkap Caleg DPR RI Partai Demokrat nomor urut lima ini.

Bahkan bukan dalam bidang politik saja ia masih perlu belajar, dalam semua hal sebenarnya masih perlu banyak belajar.

“Seperti dalam bidang agama, saya masih mengaji dengan beberapa kyai. Dalam bidang rumah tangga saya juga masih belajar bagaimana bisa mengantarkan anak-anak mengapai cita-citanya dan banyak bidang lain yang juga saya masih minim pengetahuan atau pengalaman,” jelasnya.

Kesadaran bahwa dirinya masih harus terus belajar merupakan hasil dari renungan pribadinya. Bahwa selebih apapun ia, watak sederhana dan jauh dari kesombongan selalu ia tanamkan dalam kehidupan keluarganya. Salah satu caranya dengan banyak mendengar, banyak bertanya serta mau berbagi dengan sesama.

“Karena sehebat apapun manusia tentu ada yang lebih hebat. Waktu itu saya menunggu penerbangan dari Jakarta ke Jambi, karena saatnya sholat, saya pun turun ke mushola bandara. Ketika masuk orang sudah berdiri untuk berjamaah, dan di shaf depan sudah berdiri seorang anak muda dengan celana dan jaket jeans serta rambut yang setengah gondrong untuk jadi imam. Batin saya agak sedikit protes kok imam gayanya seperti penyanyi rock,” kisahnya.

“Rupanya kesombongan saya langsung di jawab sama Allah SWT, ketika ia membaca ayat dalam sholat, bacaannya sungguh amat sempurna. Suaranya merdu, fasih dan terkesan ia memahami arti dari ayat yang ia baca,” sambungnya.

sehabis sholat ia menangis ternyata walaupun umurnya muda, penampilannya tidak rapi, ilmu agamanya sungguh tinggi, ia merasa tak ada apa-apanya. Ternyata anak muda tadi Doktor Ilmu Alqur’an dari Kairo, meski usianya baru 28 tahun.

“Maka sejak saat itu saya tak pernah sungkan untuk belajar ilmu yang bermanfaat kepada siapa saja,” terang AS Budianto.

(cas)

Tags :
Kategori :

Terkait