SAROLANGUN – Video dugaan brimob di keroyok dalam razia Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) 1 Oktober 2013 di Kabupaten Sarolangun beredar. Dalam video ini terlihat orang yang diduga
Brigadir Anumerta Marto Fernandus Hutagalung minta ampun, saat dikeroyok warga. Video yang berdurasi kurang dari 1 menit tersebut terlihat warga terus memukul dirinya hingga berdarah-darah.
“Ampun bang, Ampun Pak, Ampun, Ampun,” ujar Brimob di dalam video tersebut.
Sementara itu Kapolres Sarolangun AKBP Satria Adhy Permana mengaku belum melihat secara langsung video tersebut.
“Saya belum melihat video tersebut, apakah memang benar itu ada,”ujar Kapolres.
Ia menyayangkan jika video tersebut beredar luas. Karena akan timbul dampak negatif di tengah masyrakat.
“Video itu sangat riskan apabila sampai bisa di download dan mudah di akses di internet,” ujarnya.
Namun demikian, dari video tersebut, Kapolres mengatakan, pihak kepolisian akan mencari data siapa pelakunya.
“Kita akan menyelidiki pembenaran dengan video tersebut serta mencari siapa saja pelaku nya,” terang Kapolres.
Dan juga Kapolres menghimbau kepada masyarakat jangan dengan beredarnya video tersebut disalahgunakan sehingga nanti nya bisa menjadi permasalahan kembali.
“Jangan dengan beredarnya video ini disalahgunakan oleh masarakat, dan meminta agar tidak ada oknum oknum nantinya menyalahgunkan video tersebut,” bebernya.
Sebelumnya, kedua orang tua korban L Hutagalung dan M Ritonga saat dikonfirmasi (6/10) lalu, mengatakan mereka memiliki video penganiayaan terhadap Brigadir Anumerta Marto Fernandus Hutagalung anggota brimob yang meninggal tersebut.
Dari video yang berdurasi 27 detik tersebut, terlihat anggota brimob tersebut dikeroyok oleh puluhan warga hingga berdarah-darah.
Menurut Ayah korban, Marto meninggal di tempat pengeroyokan. \"Dia meninggal di TKP, bukan di Rumah Sakit,\" katanya saat itu.