Terkait dahsyatnya api neraka, cukup banyak ayat Al-Qur’an maupun Hadis yang menerangkan hal itu. Antara lain sebagai berikut :
Katakanlah, “Api Neraka Jahanam itu amatlah panas jika saja mereka mengetahuinya.” (QS at-Taubah [9]: 81). “Tempat mereka adalah Neraka Jahanam sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan” (QS at-Taubah [9]: 95). “Kami menampakkan Neraka Jahanam pada hari itu kepada orang-orang kafir dengan jelas” (QS al-Kahfi: 100). “Niscaya kalian benar-benar akan melihat Neraka Jahim” (QS at-Takatsur : 6-7).
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami mengganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan (kerasnya) azab” (QS an-Nisa’ [4]: 56).
Maka dari itu, Kami memperingatkan kalian dengan neraka yang menyala-nyala; tidak masuk ke dalam neraka itu kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman) (QS al-Lail [92]: 12-16).
Selain sejumlah ayat di atas dan ayat-ayat lainnya yang banyak jumlahnya, ancaman neraka yang amat dahsyat dengan aneka jenisnya juga disebutkan dalam banyak hadis Nabi saw. Di antaranya adalah sabda Nabi saw. yang menyatakan, “Sesungguhnya siksaan paling ringan yang dirasakan ahli neraka pada Hari Kiamat ialah seseorang yang di bawah kedua tumitnya diletakkan dua bara api yang dapat mendidihkan otaknya (HR al-Bukhari dan Muslim dari Nu’man bin Basyir).
Demikianlah Allah SWT dan Rasul-Nya mengingatkan manusia mengenai dahsyatnya azab neraka di akhirat nanti. Azab neraka tersebut disediakan bagi orang yang mendustakan petunjuk Allah SWT dan berpaling dari-Nya serta yang gemar berbuat dosa dan maksiat kepada-Nya, termasuk dalam hal ini adalah korupsi, suap-menuap dan kejahatan zalim lainnya. Ironisnya, bukannya takut azab neraka, sebagian dari para pendosa dan pelaku maksiat itu malah ada yang melakukan semua itu dengan perasaan bangga, tanpa ada rasa bersalah atau merasakan penyesalan sedikitpun.
Yang pasti, penyesalan akan mereka rasakan di akhirat nanti, yakni saat Allah SWT meminta pertanggungjawaban atas setiap perbuatan manusia yang dilakukan di dunia. Saat itu seluruh manusia dikumpulkan di Padang Makhsyar. Seluruh manusia tidak diperkenankan berbicara kecuali dengan izin-Nya dan berkata benar (Lihat: QS an-Naba’ [78]: 38). Mereka juga tidak diberikan kesempatan membuat-buat alasan (Lihat: QS al-Mursalat [77]: 35-36). Bahkan mulut mereka pun dikunci dan tidak bisa bicara (Lihat: QS Yasin [36]: 65). Yang akan bersaksi secara jujur adalah tangan dan kaki mereka serta anggota tubuh mereka. Saat itu, satu-satunya hukum yang berlaku untuk mengadili manusia adalah hukum Allah SWT. Saat itu Allah SWT adalah satu-satunya Hakim yang mengadili manusia dengan seadil-adilnya. Allahlah yang akan mengadili semua perbuatan yang menyimpang dari syariah-Nya. Allah SWT pula yang akan menimpakan azab yang keras kepada para pendosa, yang gemar berbuat maksiat saat di dunia. Mereka ini akan dilemparkan ke dalam azab yang mengerikan, yakni neraka yang menyala-nyala. Na’udzu bilLahi min dzalik.
(Penulis adalah Pemerhati Sosial Keagamaan)