Ingin Kuliah Pertambangan, Malah Kesasar Jadi Pengusaha

Rabu 23-10-2013,00:00 WIB

Usianya baru 23, tapi Harland Firman Agus telah menunjukkan prestasi yang luar biasa sebagai technopreneur. Dia sudah mengendalikan perusahaan di bidang teknologi Informasi dengan omzet miliaran rupiah.

 

GUNAWAN SUTANTO, Bandung

Penampilan Harland jauh dari  sosok seorang eksekutif muda. Dandanannya masih terlihat seperti anak kuliahan. Menggunakan kaus dibalut jaket kulit, mencangklong tas ransel, dan menggunakan sendal gunung, siang itu (20/10) Harlan tampak santai di sebuah kedai makanan di pusat Kota Bandung.

                Jika hanya memperhatikan penampilan dan tak pernah mendengar prestasinya, mungkin orang tidak percaya jika Harland seorang CEO perusahaan TI dengan omzet Rp 2 miliar per tahun. Angka itu bukan klaim sepihak Harland, namun diakui Bank Mandiri. Bahkan, capaian Harland itu kini jadi materi iklan Bank Mandiri untuk kompetisi wirausaha.

                \"Saya memang diminta menjadi ambassador untuk iklan Bank Mandiri. Itu setelah saya menjadi pemenang dalam kompetisi wirausaha yang diadakan banj itu,\" ujar Harland sembari menunjukkan iklan di majalah mingguan terkemuka yang menampilkan gayanya sebagai pengusaha muda yang sukses.

                Harland memang dinobatkan sebagai wirausahawan muda Bank Mandiri untuk periode 2012. Prestasi itu merupakan satu dari berbagai capaian yang didapat Harland melalui perusahaannya, Newbee Corporation. Prestasi lainnya Industry Creative Festival (2013), Anugerah TIK Jawa Barat (2012), Telkom Indigo Fellowship (2012), Android Competition (2012), Sang Penemu TVRI (2012), Wirausaha Muda Mandiri (2012), The Best Tenant Telkom Bandung Digital Valley (2013), dan Indonesia ICT Award (2013).

                Harland sengaja memberi nama perusahaannya Newbee dengan harapan agar perusahaan yang berkantor di Gegerkalong, Bandung, itu senantiasa tetap merasa baru. \"Dengan begitu kami harus terus belajar lebih baik dan terus menghasilkan karya-karya inovatif,\" terang alumnus Fakultas Teknik Informatika Telkom University (dulu Institut Teknologi Telkom) Bandung itu.

                Segudang prestasi yang diraih Harland di bidang IT itu sebenarnya jauh dari impian sebelumnya. Pemuda asli Riau itu semula bercita-cita ingin bisa bekerja di pertambangan minyak.

\"Riau kan kota minyak. Ayah juga bekerja di bidang itu. Jadi lingkungan telah membuat saya ingin bekerja di perminyakan,\" terangnya.

Selama sekolah Harland berupaya keras mewujudkan impiannya itu. Bersama rekan-rekannya, dia pun mendaftarkan diri di jurusan pertambangan ITB. Namun, dia gagal menembus jurusan idaman itu. Sedangkan teman-temannya  diterima di program studi favorit tersebut.

\"Satu kelas saya setidaknya ada 30 orang yang lolos masuk ITB, hanya saya yang gagal. Saya akhirnya kuliah di Telkom karena ingin tetap studi di Bandung,\" ujar alumnus SMA Cendana Chevron, Kabupaten Duri, Riau tersebut.

      Harland mengaku sejak awal tidak memiliki passion sedikit pun di bidang IT.  Bahkan semasa sekolah, Harland termasuk siswa yang gaptek. \"Saya bukan anak-anak yang suka main internet. Hobi saya malah kegiatan-kegiatan outdoor,\" papar atlet hoki PON Riau itu.

      Dia pun mengakui di awal-awal semester, lantaran tidak punya passion indeks prestasi (IP)-nya hanya di angka dua koma. \"Saya sempat masuk ruang konseling. Bagi mahasiswa Telkom itu ruangan yang memalukan,\" kelakarnya.

                Titik balik terjadi setelah Harland mendapatkan konseling dan aktif di organisasi kampus. Ada kalimat motivasi yang membuat dia terlecut. \"Bahwa rezeki yang digariskan Allah tidak pernah tertukar. Dan Allah itu selalu memberi yang terbaik. Dari situ saya yakin bidang ini yang terbaik untuk saya,\" ungkapnya.

Tags :
Kategori :

Terkait